ISLAMTODAY ID—15 anggota Komunitas Ekonomi Negara-negara Afrika Barat (ECOWAS) telah mengadopsi rencana baru untuk memperkenalkan mata uang tunggal yang telah lama dinanti, menurut presiden Komisi ECOWAS, Jean-Claude Kassi Brou.
Inisiatif baru untuk meluncurkan mata uang, dijuluki eco, muncul kembali setelah beberapa dekade tertunda, terakhir karena pandemi Covid-19.
Negara-negara tersebut sekarang telah berkomitmen untuk memulai tahun 2027.
“Karena guncangan pandemi, para kepala negara telah memutuskan untuk menangguhkan implementasi pakta konvergensi pada tahun 2020–2021,” ungkap Brou kepada wartawan setelah pertemuan puncak para pemimpin di Ghana, seperti dilansir dari RT, Ahad (20/6).
“Kami memiliki peta jalan baru dan pakta konvergensi baru yang akan mencakup periode antara tahun 2022 dan tahun 2026, dengan tahun 2027 menjadi peluncuran eco.”
Konsep mata uang tunggal ini bertujuan untuk mendorong perdagangan lintas batas dan pembangunan ekonomi.
Langkah ini pertama kali dimunculkan di blok tersebut pada awal tahun 2003.
Namun, rencana tersebut ditunda pada tahun 2005, 2010, dan 2014 karena tekanan ekonomi di beberapa negara anggota ECOWAS, dan ketidakstabilan politik di Mali.
Nigeria, ekonomi terbesar di Afrika Barat, saat ini menggunakan sistem managed float untuk mata uangnya, dengan delapan lainnya, termasuk produsen kakao terkemuka Ivory Coast (Côte d’Ivoire) yang didukung oleh Prancis, CFA yang terpaku pada euro yang didukung Prancis (yang merupakan singkatan dari Communauté Financière d’ Afrika, atau Komunitas Keuangan Afrika).
Pada tahun 2019, Presiden Ivorian Alassane Ouattara mengumumkan bahwa franc CFA akan diganti namanya menjadi eco.
Langkah tersebut memicu reaksi publik yang meluas dari anggota blok yang berbahasa Inggris.
(Resa/RT)