ISLAMTODAY ID—Pembangkit listrik tenaga nuklir Bushehr Iran telah ditutup, dan akan tetap offline selama “tiga hingga empat hari,” lapor TV pemerintah.
Penutupan ini adalah yang pertama dalam 10 tahun operasi pabrik, seperti dilansir dari RT, Ahad (20/6).
Seorang pejabat dari perusahaan listrik negara Iran, Gholamali Rakhshanimehr, mengumumkan penutupan di sebuah acara bincang-bincang pada hari Ahad (20/6).
Ia mengatakan kepada publik bahwa hal itu dapat mengakibatkan pemadaman listrik.
Rakhshanimehr mengatakan pabrik ditutup pada hari Sabtu (19/6) “untuk perbaikan teknis yang akan berlanjut selama beberapa hari.”
Pembangunan pabrik Bushehr dimulai sebelum Revolusi Islam tahun 1979 tetapi terganggu oleh perang Iran-Irak dan akhirnya selesai dengan bantuan Rusia.
Sementara itu, pembangkit ini mulai memasok listrik pada tahun 2011, dan tidak pernah dimatikan sejak saat itu.
Penutupan Bushehr terjadi setahun setelah ledakan yang menghancurkan fasilitas nuklir Natanz Iran, tempat pengayaan uranium berlangsung.
Seorang mantan kepala intelijen Israel baru-baru ini mengatakan bahwa negaranya berada di balik ledakan Juli 2020.
Fasilitas Natanz diguncang oleh ledakan lain pada bulan April tahun ini, dengan pejabat Iran menyebut insiden itu sebagai tindakan “sabotase.”
Pada bulan Maret, pejabat nuklir Iran Mahmoud Jafari telah memperingatkan bahwa pabrik Bushehr berisiko ditutup, karena sanksi AS mempersulit sumber suku cadang dan peralatan, menurut laporan yang mengutip media pemerintah Iran.
(Resa/RT)