ISLAMTODAY ID- Myanmar bermaksud untuk memperluas kerja sama militernya dengan Rusia, ujar Min Aung Hlaing, panglima tertinggi militer negara itu dan ketua Dewan Administrasi Negara, dalam sebuah wawancara dengan Sputnik.
Pekan lalu, Min Aung Hlaing menghadiri konferensi militer internasional di Moskow dan bertemu dengan Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu.
“Kami akan membuat kemitraan baru, [dan] akan memperluasnya. Sejak awal, kerja sama [militer] kami dirancang agar dapat berkembang dari waktu ke waktu. Itu sebabnya dalam pertemuan itu, kami lebih banyak membahas perluasan kerja sama yang ada, “ungkap Min Aung Hlaing, seperti dilansir dari Sputniknews, Senin (28/6).
Selama pertemuan tersebut, Shoigu mencatat bahwa Myanmar adalah “mitra strategis yang telah teruji waktu dan sekutu yang dapat diandalkan di Asia Tenggara dan kawasan Asia-Pasifik”.
Sementara itu Hlaing mengatakan, “militer kami telah menjadi salah satu yang terkuat di kawasan ini berkat Rusia. ”
“Dalam pertemuan itu, kami lebih banyak membahas masalah pertahanan udara, ada kepentingan bilateral untuk memperluas kerja sama kami di bidang ini,” ungkap Min Aung Hlaing.
Lebih lanjut, dia juga menambahkan bahwa karena kepentingan negara-negara besar di Myanmar, negara tersebut perlu meningkatkan kemampuan pertahanan udaranya.
Ini terjadi setelah kepala pembuat kapal AK Bars mengatakan kepada Sputnik bahwa salah satu anggota ASEAN — di antaranya adalah Myanmar — telah menyatakan minatnya untuk membeli dua kapal patroli Project 22160 dari Rusia dan membangun dua lagi di galangan kapalnya sendiri. Pelanggan potensial ini menginginkan perusahaan Rusia untuk mengatur proses produksi dan melatih pekerja.
Militer di Myanmar menguasai negara dalam kudeta pada 1 Februari 2021. Untuk diketahui, kuderta tersebut memicu adanya protes massal sejak dilancarkan.
Di sisi lain, otoritas militer menegaskan bahwa hal itu dibenarkan dan bersumpah untuk mentransfer kekuasaan setelah pemilihan baru, namun tanggalnya masih belum ditentukan.
(Resa/Sputniknews)