ISLAMTODAY ID—Sebuah dokumen resmi pemerintah China yang diserahkan ke United Nation’s Biological Weapons Convention (Konvensi Senjata Biologis PBB) pada tahun 2011 membahas “mempersenjatai virus tertentu untuk menargetkan ras,” menurut pembawa acara Sky News, Sharri Markson.
“Ini adalah bidang bioresearch yang mengejutkan dan aneh,” ujar Markson, seperti dilansir dari Sky News, Ahad (27/6)
Dia mengatakan itu adalah bagian dari peringatan yang termasuk dalam pengajuan resmi pemerintah ke Konvensi Senjata Biologis PBB pada tahun 2011.
Markson mengatakan dokumen menunjukkan bahwa pemerintah China sangat memperhatikan potensi kebocoran laboratorium.
“Begitu seriusnya mereka mengatakan kebocoran laboratorium yang melibatkan penelitian virus dapat menempatkan seluruh umat manusia dalam bahaya besar”.
“China bahkan mengatakan bahwa penelitian bioteknologi berarti ada kesulitan untuk mematuhi konvensi senjata biologis”.
“Tidak ada bukti bahwa COVID-19 adalah senjata biologis, atau China telah melakukan serangan biologis,” ungkap Markson.
“Artinya adalah bahwa pemerintah China memasukkan diskusi tentang ancaman ini dalam pengajuan resminya ke Konvensi Senjata Biologis Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai masalah relevan yang dapat berdampak pada kepatuhan terhadap Konvensi ke depan”.
“Tidak ada dalam dokumen ini yang lebih penting daripada kekhawatiran serius China tentang kecelakaan laboratorium dan ancaman yang dapat ditimbulkannya terhadap umat manusia.
“China dan kroni-kroninya telah berulang kali bersikeras selama 19 bulan terakhir bahwa kemungkinan kebocoran laboratorium di Wuhan adalah teori konspirasi. Ini bohong.”
Markson berbicara dengan mantan penyelidik utama yang mempelopori satuan tugas untuk pemerintah AS tentang asal-usul COVID-19 (David Asher) tentang perkembangannya.
(Resa/Sky News)