ISLAMTODAY -Laju serangan terhadap orang Amerika di Irak meningkat setelah serangan udara Biden di sepanjang perbatasan Irak-Suriah akhir bulan lalu dimaksudkan sebagai pencegahan dan sebagai tanggapan terhadap serangan pesawat tak berawak sebelumnya.
Namun langkah tersebut jelas tidak berhasil, tetapi hanya berfungsi sebagai eskalasi berikutnya yang menandakan lebih banyak yang akan datang.
Sedikitnya 14 roket menghantam pangkalan Ain Assad pada hari Rabu (7/7) dalam serangan kedua di instalasi tersebut dalam beberapa hari.
Lebih lanjut, AS, Irak, dan pasukan sekutu Barat lainnya beroperasi dari pangkalan besar di provinsi Anbar barat.
Tidak jelas apakah dua yang terluka adalah orang Amerika atau pasukan mitra (juru bicara koalisi awalnya menilai tiga terluka sebelum merevisi menjadi dua).
“Sekitar 12:30 waktu setempat, Pangkalan Udara Ain Al-Assad diserang oleh 14 roket. Roket mendarat di pangkalan & perimeter. Tindakan perlindungan kekuatan pertahanan diaktifkan. Saat ini laporan awal menunjukkan 3 luka ringan. Kerusakan sedang dinilai.” ungkap Juru Bicara OIR Kolonel Wayne Marotto melalui akun Twitternya @OIRSpox, seperti dilansir dari ZeroHedge, Rabu (7/7).
Minggu ini saja telah terlihat beberapa serangan berani di pangkalan yang menampung pasukan AS, termasuk serangan roket hari Senin (5/7) sebelumnya di Ain Assad.
Lebih lanjut, diikuti dengan serangan hari Selasa (6/7) di pangkalan AS di Erbil, dan sekarang pada hari Rabu yang terbaru termasuk serangan roket dalam jumlah besar.
Selain itu, ada juga pencegatan drone bersenjata di atas kedutaan AS di Baghdad pada hari Selasa (6/7).
Koresponden regional Timur Tengah Joyce Karam menulis bahwa yang terbaru ini melakukan 5 serangan terhadap pasukan Amerika di Irak dan Suriah dalam waktu kurang dari 72 jam.
Mereka termasuk: Sen, 5 Juli: Ain Al Assad, Irak; Sel, 6 Juli: Union III, Irak; Sel, 6 Juli: Bandara Erbil, Irak; Rabu, 7 Juli: Ain Al Assad, Irak; Rabu, 7 Juli: Deir Zour, Suriah.
Sementara itu, insiden Suriah didukung AS mengatakan tidak ada kerusakan yang dilakukan oleh serangan pesawat tak berawak di ladang minyak Al Omar di Suriah timur.
Wilayah tersebut merukapan sebuah daerah yang berbatasan dengan Irak di mana pasukan AS berada di bawah tembakan roket tetapi lolos dari cedera pada 28 Juni.
Insiden minggu ini menandai sekitar 50 serangan pada tahun 2021 terhadap kepentingan AS di Irak pada saat diperkirakan kurang dari 3.000 tentara Amerika yang tersisa (tidak termasuk kontraktor dan personel intelijen yang melimpah).
Untuk diketahui, pelaku serangan terbaru ini belum diketahui.
Namun, insiden tersebut dipandang secara luas sebagai bagian dari serangan balas dendam yang lebih luas atas serangkaian serangan udara AS pada 27 Juni terhadap kelompok milisi yang didukung Iran di sepanjang perbatasan Irak-Suriah.
Serangan tersebut menewaskan dan melukai beberapa pejuang serta laporan warga sipil.
(Resa/ZeroHedge)