ISLAMTODAY ID-Ankara menawarkan untuk mengerahkan pasukan di bandara Kabul Afghanistan setelah NATO sepenuhnya menarik diri.
Selain itu, Presiden Turki Erdogan meminta Amerika Serikat memenuhi “kondisi” yang mencakup dukungan keuangan, logistik dan diplomatik sebelum Ankara dapat menjalankan dan menjaga bandara Kabul setelah penarikan pasukan asing dari Afghanistan.
Turki telah bernegosiasi dengan pejabat pertahanan AS mengenai tawarannya membantu mengamankan dan menjalankan bandara Kabul.
Langkah ini diyakini merupakan kunci yang memungkinkan negara-negara mempertahankan kehadiran diplomatik di Afghanistan yang dilanda perang setelah pasukan AS keluar dari negara itu.
Erdogan dan Presiden AS Joe Biden membahas masalah ini dalam pertemuan tatap muka pertama mereka di sela-sela KTT NATO pada bulan Juni.
Pertemuan Turki-Taliban
“Kami sekarang melihat secara positifgagasan menjalankan bandara Kabul setelah pasukan AS menarik diri dari Afghanistan,” ujar Erdogan kepada wartawan dalam pidato yang disiarkan televisi dari Lefkosa di Republik Turki Siprus Utara.
“Tapi kami ingin Amerika memenuhi beberapa syarat,”ungkapnya, seperti dilansir dari TRTWorld, Selasa (20/7).
“Apa mereka? Pertama, Amerika akan mendukung kita dalam hubungan diplomatik. Kedua, mereka akan memobilisasi sarana logistik mereka untuk kita … dan yang lainnya adalah bahwa akan ada masalah serius pada masalah keuangan dan administrasi, dan mereka akan memberikan dukungan yang diperlukan untuk Turki,” tambahnya.
“Jika kondisi ini dapat dipenuhi, kami, sebagai Turki, berencana untuk mengoperasikan bandara Kabul.”
“Sekarang ada era baru di Afghanistan,” ungkap Erdogan sambil mengulangi kesediaan Ankara untuk berbicara dengan Taliban.
“Taliban, yang mengadakan beberapa pembicaraan dengan Amerika, seharusnya dapat membicarakan masalah ini dengan Turki dengan lebih nyaman,” ungkapnya.
“Saya yakin kita bisa mencapai kesepakatan.”
Pekan lalu, Taliban menyebut tawaran Turki untuk mengamankan dan menjalankan bandara Kabul “tercela”.
Misi Taliban
Taliban memerintah Afghanistan dari tahun 1996 hingga 2001 dan telah berjuang selama 20 tahun untuk menggulingkan pemerintah di Kabul dan menerapkan kembali pemerintahan yang keras.
Taliban, yang didorong oleh kepergian pasukan asing dengan target September, menyebut rencana Turki itu tercela.
Ankara dan lainnya mengatakan bandara harus tetap terbuka untuk mempertahankan misi diplomatik di sana.
Sebelum berangkat ke Republik Turki Siprus Utara pada hari Senin, Erdogan mengatakan Taliban harus “mengakhiri pendudukan”.
Pada hari Selasa (20/7), dia mengatakan pembicaraan Turki-Taliban akan mengatasi masalah apa pun dan harus lebih nyaman daripada pembicaraan AS-Taliban sebelumnya.
(Resa/TRTWorld/Lefkosa)