ISLAMTODAY ID-Produsen es krim AS Ben & Jerry’s memboikot Israel dari pasar penjualannya.
Langkah ini diumumkan pada 19 Juli lalu dalam unggahan di situs webnya dengan menyertakan alasan dibalik pemboikotannya.
“Kami percaya itu (pemukiman ilegal) tidak konsisten dengan nilai-nilai kami untuk dijual di Wilayah Pendudukan Palestina (OPT). Kami juga mendengar dan mengenali kekhawatiran yang dibagikan kepada kami oleh penggemar dan mitra tepercaya kami,” ungkap pernyataan di situs web Ben & Jerry’s.
Produsen es krim tersebut telah memberitahu penerima lisensi produksi dari Israel bahwa tidak akan memperbarui perjanjian lisensi ketika berakhir pada akhir tahun depan.
Meskipun Ben & Jerry’s tidak lagi dijual di OPT, tetapi akan tetap berada di Israel melalui pengaturan yang berbeda.
“Kami akan membagikan pembaruan tentang ini segera setelah kami siap,” ungkapnya seperti dilansir dari situs benjerry.com, Senin (19/7).
Reaksi Publik
Reaksi pemerintah Israel sangat cepat.
Perdana Menteri Israel Naftali Bennett menelepon CEO Unilever dan memperingatkan “konsekuensi berat”. Israel akan bergerak “secara agresif melawan boikot apa pun”, ujar Bennett, seperti dilansir Al Jazeera, Jumat (23/7).
Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid mengeluarkan tweet yang mengancam akan menerapkan undang-undang anti-boikot di AS untuk mengambil tindakan penegakan terhadap pembuat es krim.
Selain itu, menurut pakar media sosial Ismail Fahmi tindakan Ben & Jerry’s memiliki dampak yang besar.
“Ben & Jerry’s memboikot Israel, dengan tidak mau jual lagi es krimnya di wilayah pendudukan. Langkah “kecil” penjual es krim ini ternyata berdampak. Politisi dan organisasi Zionist di Amerika sekarang gantian memboikot Ben & Jerry’s,” ungkapnya melalui unggahan twitter.
Negara lain juga mendukung sikap Israel dengan memboikot produsen es krim ini.
“Menarik, pemerintah Texas sampai mau ikutan boikot (ban) penjual es krim ini,” ujar Fahmi.
Lebih lanjut, Gilad Erdan, Duta Besar Israel untuk AS dan Perserikatan Bangsa-Bangsa, menindaklanjuti pada 20 Juli dengan mengumumkan bahwa dia telah mengirim surat yang menuntut tindakan terhadap Ben & Jerry’s kepada gubernur dari 35 negara bagian AS yang berusaha untuk membalikkan keputusan perusahaan melalui tekanan ekonomi.
“Kami memandang keputusan ini dengan sangat keras karena ini adalah adopsi de facto dari praktik antisemitisme dan kemajuan de-legitimasi negara Yahudi dan de-humanisasi orang-orang Yahudi,” ujar Erdan dalam surat itu.
Ismail Fahmi mengungkapkan alasan dibalik tanggapan keras israel terhadap langkah berani Ben & Jerry’s.
“Mengapa Israel harus mengerahkan troll untuk menyerang penjual es krim? Karena langkah penjual es krim yang memboikot dengan tidak mau jualan es krim di wilayah pendudukannya, bisa menyebabkan bola salju. Gerakan boikot Israel bisa membesar,” jelasnya.
Ia mengajak orang-orang untuk mendukung tindakan perusahan es krim dalam menindak keras ketidakadilan di palestina.
“Dukung penjual es krim ini, yang bikin Israel harus mengerahkan troll untuk mengintimidasinya,” ujarnya.
(Resa/Al Jazeera)