ISLAMTODAY ID-Warga Palestina memprotes pembangunan ilegal pos terdepan Eviatar oleh pemukim Yahudi di Tepi Barat yang diduduki.
Konstruksi ini bertentangan dengan hukum internasional dan Israel.
Selama protes terhadap pos pemukiman ilegal Israel, pasukan Israel telah melukai lebih dari 140 warga Palestina di desa Beita di Tepi Barat, ungkap petugas medis.
Sementara itu, tentara Israel mengatakan 2 tentara juga alami “luka ringan” dalam kekerasan itu.
“Ratusan warga Palestina berkumpul di Beita, yang terletak di utara Tepi Barat yang diduduki Israel, untuk memprotes pos terdepan Eviatar,” ujar seorang koresponden AFP, seperti dilansir dari TRTWorld, Sabtu (24/7).
Untuk diketahui, daerah itu telah menyaksikan demonstrasi rutin menentang perluasan pemukiman di tanah Palestina.
Organisasi Palang Merah (Bulan Sabit Merah) Palestina mengatakan 146 warga Palestina terluka selama bentrokan, termasuk 9 oleh tembakan langsung, 34 oleh peluru berlapis karet dan 87 oleh gas air mata.
Konstruksi Ilegal
Pemukim Yahudi mendirikan pos terdepan Eviatar pada awal Mei dengan membangun rumah beton sederhana dan gubuk dalam hitungan minggu.
Pembangunan tersebut bertentangan dengan hukum internasional dan Israel, dan memicu protes sengit dari warga Palestina yang bersikeras bahwa itu dibangun di tanah mereka.
Namun menyusul kesepakatan yang dicapai dengan pemerintahan baru Perdana Menteri Naftali Bennett, para pemukim meninggalkan pos terdepan pada 2 Juli, sementara bangunan yang mereka bangun tetap di bawah penjagaan tentara.
Kementerian pertahanan Israel mengatakan akan mempelajari daerah itu untuk menilai apakah itu bisa, di bawah hukum Israel, dinyatakan sebagai tanah negara.
Jika itu terjadi, Israel kemudian dapat mengizinkan sebuah sekolah agama untuk dibangun di Eviatar, dengan tempat tinggal untuk staf dan siswanya.
Sekitar 475.000 pemukim Yahudi sekarang tinggal di Tepi Barat, yang diduduki Israel sejak tahun 1967.
(Resa/TRTWorld/AFP)