ISLAMTODAY ID- Artikel ini ditulis oleh Dave DeCamp melalui AntiWar.com dengan judul Israel’s PM Bennett Says He Will Continue Covert Attacks Against Iran.
Beberapa hari sebelum pertemuannya dengan Presiden Biden, Perdana Menteri baru Israel Naftali Bennett berbicara dengan The New York Times.
Pada wawancara tersebut dia mengatakan akan melanjutkan serangan rahasia terhadap Iran dan akan menentang upaya AS untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir yang dikenal sebagai JCPOA.
Israel memiliki sejarah panjang dalam mengambil tindakan rahasia terhadap Iran, tetapi para pemimpin Israel biasanya tidak begitu jujur tentang hal itu.
Laporan Times mengatakan bahwa Bennett berencana untuk memberi Biden “visi strategis” baru untuk Iran yang mencakup lebih banyak “serangan rahasia” terhadap Iran, termasuk apa yang disebut Bennett sebagai “hal-hal wilayah abu-abu”.
Salah satu serangan Israel baru-baru ini terhadap Iran menargetkan fasilitas nuklir Natanz pada bulan April.
Serangan tersebut bertepatan dengan dimulainya negosiasi tidak langsung antara AS dan Iran untuk menghidupkan kembali JCPOA dan merupakan upaya yang jelas oleh Israel untuk menyabotase pembicaraan.
Aspek lain dari visi Bennett adalah agar Israel memperkuat hubungan dengan negara-negara Arab di kawasan yang menentang Iran.
Membentuk koalisi anti-Iran adalah bagian dari alasan Abraham Accords yang ditengahi pemerintahan Trump.
Untuk diketahui, koalisi ini menyebabkan Israel melakukan normalisasi dengan beberapa negara Arab, termasuk UEA dan Bahrain.
“Apa yang perlu kami lakukan, dan apa yang kami lakukan, adalah membentuk koalisi regional dari negara-negara Arab yang masuk akal, bersama dengan kami, yang akan menangkis dan memblokir ekspansi ini dan keinginan untuk mendominasi [oleh Iran] ini,” ujar Bennett, seperti dilansir dari ZeroHedge, Rabu (25/8).
Sementara itu, Bennett menyukai banyak kebijakan yang sama seperti pendahulunya Benjamin Netanyahu, tetapi dia ingin mengambil pendekatan yang berbeda.
Netanyahu secara terbuka bentrok dengan pemerintahan Obama ketika JCPOA dinegosiasikan pada tahun 2015, yang diharapkan Bennett untuk dihindari.
Bennett mengatakan dia akan terus memperluas permukiman ilegal Israel di Tepi Barat, sesuatu yang menurut pemerintah Biden ditentang.
Pemimpin Israel juga mengesampingkan gagasan pembicaraan damai dengan Palestina.
(Resa/ZeroHedge/The New York Times)