ISLAMTODAY ID-Meskipun laporan intelijen AS menemukan bahwa COVID-19 memiliki asal-usul alami, dan penyakit itu tidak dikembangkan sebagai senjata biologis.
Namun, Presiden AS Joe Biden tetap bersikeras bahwa Beijing terus “menahan” informasi penting yang berkaitan dengan asal mula pandemi.
Kedutaan Besar China di Washington DC mengecam laporan intelijen AS tentang asal mula pandemi virus corona mengklaim bahwa laporan itu tidak memiliki kredibilitas ilmiah dan secara keliru menunjukkan bahwa Beijing menghalangi penyelidikan global tentang asal mula wabah mematikan itu.
“Mengabaikan laporan penelusuran asal virus WHO-China, yang dibuat oleh komunitas intelijen AS tidak kredibel secara ilmiah”, ujar kedutaan, dikutip oleh Global Times.
“Penegasannya tentang China adalah alasan untuk kampanye stigmatisasinya.”
Kedutaan juga menyatakan bahwa laporan intelijen gagal “menghasilkan jawaban yang tepat yang diinginkan AS”.
“Setiap studi asal Tahap II harus merupakan perpanjangan komprehensif dari Tahap I dan dilakukan di banyak tempat dan negara”ungkap kedutaan, seperti dilansir dari Sputniknews, Sabtu (28/8).
“Pencarian asal-usul adalah masalah sains; seharusnya dan hanya bisa diserahkan kepada ilmuwan, bukan ahli intelijen”.
Tanggapan Beijing datang tak lama setelah rilis laporan pada hari Jumat (27/8).
Selian itu, badan intelijen mengklaim bahwa COVID-19 “tidak dikembangkan sebagai senjata biologis”, dan menunjukkan bahwa pihak berwenang China tidak memiliki pengetahuan sebelumnya tentang virus sebelum wabah awal.
Namun, Kantor Direktur Intelijen Nasional (ODNI) masih mencatat bahwa paparan alami dan insiden terkait laboratorium “masuk akal” sebagai penyebab pandemi.
Menyusul rilis laporan tersebut, para pejabat AS mengatakan bahwa tidak mungkin untuk menyelidiki dengan benar asal-usul virus corona tanpa partisipasi transparan dari Beijing.
Sementara itu, Presiden AS Joe Biden menegaskan pada hari Jumat (27/8) bahwa “pejabat pemerintah di China telah bekerja untuk mencegah penyelidik internasional dan anggota komunitas kesehatan masyarakat global dari mengakses” informasi penting tentang asal-usul pandemi. Pernyataan serupa disuarakan dalam laporan intelijen.
“Beijing […] terus menghalangi penyelidikan global, menolak berbagi informasi dan menyalahkan negara lain, termasuk Amerika Serikat”, ungkap laporan itu.
“Tindakan ini mencerminkan, sebagian, ketidakpastian pemerintah China sendiri tentang ke mana arah penyelidikan serta frustrasinya masyarakat internasional menggunakan masalah ini untuk memberikan tekanan politik pada China.”
Beijing menyatakan bahwa AS “telah menghindar dari melacak asal-usul di Amerika Serikat dan menutup pintu pada kemungkinan semacam itu”.
Hal tersebut tampaknya merujuk pada teori yang menunjukkan bahwa virus corona bocor dari pangkalan Angkatan Darat AS di Fort Detrick di Maryland, pada tahun 2019.
Kedutaan mencatat bahwa Washington harus mengundang pakar Organisasi Kesehatan Dunia untuk menyelidiki Fort Detrick.
(Resa/Global Times/Sputniknews)