ISLAMTODAY ID-Beijing dapat menggunakan “Tentara Siber untuk meluncurkan serangan kabel dan nirkabel terhadap internet global yang pada awalnya akan melumpuhkan pertahanan udara, komando laut, dan kemampuan serangan balik kami,” ujar Kementerian Pertahanan Taiwan dalam penilaian terbaru.
“Angkatan bersenjata China dapat “melumpuhkan” pertahanan Taiwan dan dapat sepenuhnya memantau penyebarannya,” ujar Kementerian Pertahanan Taiwan, seperti dilasnir dari TRTWorld, Rabu (2/9).
Lebih lanjut, Kementerian Pertahanan Taiwan juga menawarkan penilaian tajam tentang meningkatnya ancaman yang ditimbulkan oleh tetangga raksasanya itu.
Sementara itu, Beijing meningkatkan kegiatan militer di sekitar pulau itu yang dianggapnya sebagai wilayah China.
Negara itu tidak pernah meninggalkan penggunaan kekuatan untuk membawa Taiwan di bawah kendalinya.
Dalam laporan tahunannya kepada parlemen tentang militer China, yang salinannya ditinjau oleh kantor berita Reuters pada hari Rabu (1/9) Kementerian Pertahanan Taiwan menyajikan pandangan yang jauh lebih buruk daripada tahun lalu, ketika laporan itu mengatakan China masih tidak memiliki kemampuan untuk meluncurkan serangan penuh ke Taiwan.
Laporan tahun ini mengatakan bahwa China dapat meluncurkan apa yang disebutnya “serangan elektronik lunak dan keras”, termasuk memblokir komunikasi di seluruh bagian barat rantai pulau pertama, rangkaian pulau yang membentang dari kepulauan Jepang, melalui Taiwan dan turun ke Filipina.
“China dapat bergabung dengan tentara internetnya untuk meluncurkan serangan kabel dan nirkabel terhadap internet global, yang pada awalnya akan melumpuhkan pertahanan udara kami, komando laut dan kemampuan sistem serangan balik, menghadirkan ancaman besar bagi kami”, ungkap Kementerian Pertawahan Taiwan.
Beijing memandang Taiwan sebagai provinsi yang memisahkan diri, sementara Taipei bersikeras untuk merdeka sejak 1949.
Stategi Runtuhkan Kekuasaan Lawan
China juga telah meningkatkan kemampuan pengintaiannya menggunakan Beidou, jawaban China untuk sistem navigasi GPS milik AS, tambah kementerian itu.
Hal ini berarti Beijing dapat memantau pergerakan di sekitar Taiwan, dibantu oleh penggunaan reguler pesawat mata-mata, drone, dan kapal pengumpul intelijen China, ungkapnya.
Kementerian Pertahanan China tidak menanggapi permintaan komentar.
Meskipun laporan Taiwan mencatat, seperti tahun lalu, bahwa China masih kekurangan kemampuan transportasi dan dukungan logistik untuk invasi skala besar, militer China berupaya meningkatkan kemampuan tersebut.
Dengan serangan rudal presisi yang dapat menghantam di mana saja di pulau itu, China juga mampu “melumpuhkan” pusat komando militer Taiwan dan kapasitas tempur angkatan laut dan udaranya, ujarnya.
Mata-mata China di Taiwan dapat melancarkan strategi militer “Decapitation strike” untuk menghancurkan infrastruktur politik dan ekonomi, tambahnya.
Dengan penyebaran rudal jarak menengah dan jarak jauh dan lebih banyak latihan yang melibatkan kapal induknya, China mencoba memposisikan diri untuk menunda “intervensi militer asing” dalam serangan terhadap Taiwan, ujar kementerian itu.
Presiden Tsai Ing-wen telah menjadikan misi memperkuat pertahanan Taiwan sendiri sebagai prioritas.
Hal tersebut memicunya membangun industri pertahanan domestiknya dan membeli lebih banyak peralatan dari Amerika Serikat yang menjadi pemasok senjata terpenting dan pendukung internasional pulau itu.
(Resa/TRTWorld)