ISLAMTODAY ID-Kedutaan Saudi untuk Washington merilis sebuah pernyataan pada hari Rabu (8/9) untuk menyerukan publikasi semua dokumen rahasia tentang serangan teroris 9/11 dari pihak berwenang AS.
Langkah tersebut terjadi hanya beberapa hari sebelum peringatan 20 tahun serangan mengerikan yang menewaskan sekitar 3.000 orang di beberapa lokasi Amerika.
Kedutaan menggarisbawahi dukungan lama Riyadh untuk penyelidikan dalam mempublikasikan rincian dengan harapan menjelaskan “tuduhan tak berdasar” terhadap keterlibatan kerajaan dalam serangan paling mematikan di tanah Amerika.
“Kerajaan selalu menganjurkan transparansi seputar tragedi 11 September,” ungkap pernyataan itu, seperti dilansir dari TRTWorld, Kamis (9/9).
Dengan menyebutkan penyelidikan sebelumnya, termasuk Komisi 9/11 dan rilis yang disebut “28 Halaman,” pernyataan tersebut mengatakan bahwa “tidak ada bukti yang pernah muncul untuk menunjukkan bahwa pemerintah Saudi atau pejabatnya memiliki pengetahuan sebelumnya tentang serangan teroris atau dengan cara apa pun terlibat dalam perencanaan atau pelaksanaannya.”
Jadi, kerajaan menegaskan kembali bahwa tuduhan apa pun yang menuduh Arab Saudi atas 11 September sepenuhnya salah.
Di samping AS, Arab Saudi telah menjadi target utama Al Qaeda, kelompok teror yang mengorganisir 9/11 terhadap gedung-gedung terkemuka Amerika, bahkan sebelum serangan.
“Arab Saudi sangat bangga dengan catatan anti-terorismenya, termasuk upayanya untuk menggagalkan pendanaan teroris, strategi komprehensifnya untuk melawan ideologi ekstremis baik di ranah publik maupun online,” ujar pernyataan itu.
Lebih lanjut, Kedutaan Arab Saudi di AS menambahkan bahwa Kerajaan adalah mitra kontraterorisme yang penting bagi Amerika Serikat.
Dengan merujuk perang melawan Daesh di Irak, Suriah dan Yaman, kedutaan menekankan bahwa koordinasi dua negara melawan terorisme “tidak diragukan lagi telah menyelamatkan nyawa ribuan orang Saudi dan Amerika.”
Disisi lain, Presiden AS Joe Biden telah memerintahkan peninjauan terhadap potensi deklasifikasi dokumen dari penyelidikan FBI terhadap 11 September.
“Ketika saya mencalonkan diri sebagai presiden, saya membuat komitmen untuk memastikan transparansi mengenai deklasifikasi dokumen pada serangan teroris 11 September 2001 di Amerika,” ungkap Biden dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat (10/9).
“Saat kita mendekati peringatan 20 tahun hari tragis itu, saya menghormati komitmen itu.”
Biden mengatakan perintahnya mengarahkan Departemen Kehakiman dan lembaga lain untuk “mengawasi tinjauan deklasifikasi dokumen” yang terkait dengan penyelidikan FBI.
Perintah itu mengharuskan Jaksa Agung Merrick Garland untuk mempublikasikan dokumen yang tidak diklasifikasikan ke publik selama enam bulan ke depan, ujarnya.
Anggota keluarga korban serangan 11 September pekan lalu meminta pengawas pemerintah AS untuk menyelidiki kecurigaan mereka bahwa FBI berbohong tentang atau menghancurkan bukti yang menghubungkan Arab Saudi dengan para pembajak.
Keluarga telah lama menyatakan frustrasi pada jumlah dokumen yang tetap terlarang.
Lima belas pembajak adalah orang Saudi, seperti halnya Osama bin Laden, yang jaringan Al Qaeda-nya berada di balik serangan itu.
(Resa/TRTWolrd)