ISLAMTODAY ID-Perwakilan Taliban terus publikasikan dana yang menurutnya diambil secara tidak sah oleh mantan pejabat pemerintah nasional yang korup, di antaranya mantan Presiden Ashraf Ghani dan pejabat yang dekat dengannya.
Bank Sentral Afghanistan minggu ini mengumumkan bahwa Taliban menyita lebih dari USD12 juta uang tunai dan emas dari rumah-rumah mantan pejabat pemerintah.
Kejadian tersebut terjadi pada akhir pekan lalu setelah penggerebekan oleh gerilyawan Taliban di rumah pria yang menjabat sebagai Wakil Presiden, Amrullah Saleh.
Sebuah video dari penggeledahan di kediaman tersebut dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa mantan politisi lama Afghanistan itu memiliki uang tunai sekitar USD6 juta dan setidaknya 15 batangan emas disimpan di rumahnya.
Sudah lama ada laporan dan konfirmasi dari Pentagon dan pejabat AS yang telah mengaku menerbangkan seluruh peti dan batu bata uang tunai ke negara itu selama beberapa dekade perang terakhir.
Diyakini bahwa banyaknya bantuan yang dipasok asing dan militer yang mengalir ke negara yang dilanda perang hingga triliunan sering masuk ke kantong pejabat yang korup, di tengah keluhan bahwa tidak ada yang benar-benar dilakukan dalam hal proyek infrastruktur yang dimaksudkan untuk masyarakat.
Pernyataan Bank Sentral Afghanistan minggu lalu mengungkapkan hal berikut:
“Sejumlah uang tunai yang ditemukan di kediaman Tuan Amrullah Saleh, Wakil Presiden pertama dari pemerintahan sebelumnya dan sejumlah pejabat tinggi pemerintah sebelumnya diserahkan ke Da Afghanistan Bank oleh otoritas Imarah Islam Afghanistan,” ujar pihak bangk, seperti dilansir dari ZeroHedge, Ahad (19/9).
Bank mengatakan lebih lanjut dalam pengumuman tuduhan: “Total uang tunai tersebut sebesar USD 12 juta tiga ratus enam puluh delapan ribu dua ratus empat puluh enam (12368246) dan sejumlah batu bata emas yang sebagian besar ditemukan di kediaman Amrullah Saleh. “.
Kemungkinan Taliban akan terus merilis bukti mengungkap tumpukan uang tunai, perhiasan, dan emas di kediaman mantan pejabat Afghanistan.
Langkah ini untuk menggarisbawahi sifat mementingkan diri sendiri dari pemerintah AS yang korup sebelumnya.
Selain itu, hal ini semua tampaknya dimaksudkan untuk mempermalukan pemerintahan negara itu di masa lalu yang ditopang oleh AS dan NATO.
Sementara itu Taliban telah bersumpah bahwa mereka akan melayani rakyat secara transparan, dan sesuai dengan prinsip-prinsip Islam yang akhir-akhir ini termasuk pembentukan ‘polisi moral’.
(Resa/ZeroHedge)