ISLAMTODAY ID-Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengatakan tawaran perundingan AS tidak lebih dari topeng.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengecam tawaran dialog AS sebagai tidak terus terang.
Kim Jong-un menuduh pemerintahan Joe Biden melanjutkan kebijakan bermusuhan terhadap negara bersenjata nuklirnya.
Di bawah pemerintahan baru, “ancaman militer AS dan kebijakan permusuhan terhadap kami tidak berubah sama sekali tetapi menjadi lebih licik”, ujarnya pada hari Kamis (30/9) dalam pidato panjang di Majelis Rakyat Tertinggi, parlemen satu partai Korea Utara.
Dia juga menyatakan kesediaan untuk memulihkan hotline antar-Korea yang terputus mulai Oktober.
Pembicaraan antara Pyongyang dan Washington sebagian besar terhenti sejak runtuhnya KTT Hanoi antara Kim dan presiden saat itu Donald Trump mengenai keringanan sanksi dan apa yang Korea Utara bersedia berikan sebagai imbalannya.
Dalam beberapa bulan terakhir, Amerika Serikat telah berulang kali menawarkan untuk bertemu dengan perwakilan Korea Utara di mana saja, kapan saja, tanpa prasyarat, sambil mengatakan akan mengejar denuklirisasi.
Uji Coba Rudal Hipersonik
Tetapi Kim mengutuk deklarasi itu sebagai “tidak lebih dari topeng untuk menutupi penipuan dan tindakan permusuhan mereka dan perpanjangan kebijakan permusuhan dari pemerintahan masa lalu”, surat kabar resmi Rodong Sinmun melaporkan.
Pidato Kim muncul setelah Korea Utara menguji rudal luncur hipersonik.
Sementara itu pada awal bulan ini, Korut mengumumkan telah berhasil menembakkan rudal jelajah jarak jauh.
Tes tersebut merupakan kemajuan terbaru dalam program pengembangan senjatanyayang telah membuatnya dikenai beberapa putaran sanksi internasional.
AS Siap Untuk Pembicaraan
Amerika Serikat mengatakan pihaknya “tidak memiliki niat bermusuhan” terhadap Korea Utara dan tetap terbuka untuk gagasan negosiasi.
“Amerika Serikat tidak memiliki niat bermusuhan terhadap DPRK,” ujar juru bicara Departemen Luar Negeri dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir dari TRTWorld, Kamis (29/9).
“Kebijakan kami menyerukan pendekatan praktis dan terkalibrasi yang mengupayakan diplomasi serius dan berkelanjutan dengan DPRK untuk membuat kemajuan nyata yang meningkatkan keamanan Amerika Serikat, sekutu kami, dan pasukan kami yang dikerahkan.”
Pertemuan DK PBB
Dewan Keamanan PBB akan bertemu pada hari Kamis (30/9) untuk membahas situasi di Korea Utara, ungkap para diplomat setelah Pyongyang mengatakan pihaknya menguji rudal luncur hipersonik baru.
Pertemuan yang diselenggarakan atas permintaan Amerika Serikat, Inggris dan Prancis–– diperkirakan akan berlangsung Kamis (30/9) pagi secara tertutup, seorang diplomat mengatakan kepada kantor berita AFP.
Namun, diplomat tersebut tidak mengatakan apakah pembicaraan itu diharapkan menghasilkan adopsi sebuah pernyataan bersama.
(Resa/TRTWorld/AFP/Rodong Sinmun)