ISLAMTODAY — Pergeseran basis kekuatan dunia, aliansi dan kekuatan ekonomi, tidak diragukan lagi akan terjadi dalam beberapa tahun mendatang. Bahkan, itu sudah berlangsung.
Tapi belum tentu seperti menurut Klaus Schwab petinggi forum ekonomi dunia (WEF) sebagai “The Great Reset” atau pengulangan besar.
“Belum tentu”, karena terdapat negara dan sekutu dalam forum itu yang tidak setuju dan tidak akan menerima perbudakan sebagian besar dunia melalui kekuatan yang hanya di pimpin oleh orang-orang elit kaya raya.
The Saker, dalam blognya “Perubahan besar dalam waktu dekat” (26 September 2021) telah membahas sebagian besar transformasi geopolitik yang kemungkinan akan terjadi di masa mendatang.
SCO Organisasi Kerjasama Terkuat Saat Ini
Pertimbangkan SCO – Organisasi Kerjasama Shanghai – baru saja mengintegrasikan Iran sebagai anggota baru. Meskipun di dunia internasional organisasi ini tidak banyak dibicarakan.
Sebenarnya asosiasi negara-negara timur, yang dibuat oleh Cina dan Rusia ini telah lahir sejak tanggal 15 Juni 2001, dimulai dengan 7 anggota Asia Tengah dan Asia Timur.
Anggota awalnya terdiri dari Republik Kazakhstan, Republik Rakyat Cina, Republik Kirgistan, Federasi Rusia, Republik Tajikistan dan Republik Uzbekistan.
Sejak itu India, Pakistan telah bergabung dan sekarang Iran termasuk anggota tidak tetap Malaysia dan Mongolia
Yang menjadikan SCO salah satu organisasi strategi sosial ekonomi dan pertahanan mungkin yang paling kuat di dunia – dengan hampir setengah populasi dunia dan sekitar sepertiga dari PDB dunia.
Orang pasti bertanya, apa yang dilakukan India di organisasi ini?
India memang negara yang suka berayun dari Barat ke Timur dan Timur ke Barat, di mana pun remah-remah keberuntungan tampak lebih besar bagi mereka.
Ya, tentu saja, ini ada alasan makro-strategis demi mempertahankan posisi Modi di pemerintahan dan juga India di Organisasi SCO.
Seperti yang diilustrasi dalam esai The Saker, barat ditakdirkan untuk pecah dan akhirnya runtuh.
Hancurnya Barat Karena AUKUS
Selanjutnya perubahaan yang dibawa oleh AUKUS.
AUKUS adalah singkatan dari Australia, Inggris dan AS yang bertujuan untuk memodernisasi militer Australia selama beberapa dekade mendatang untuk menghadapi tantangan keamanan di Indo-Pasifik
Maksud yang jelas dari aliansi ini adalah mengatur posisi ofensif terhadap China dan Rusia.
Rencananya adalah memberikan akses ke teknologi militer mutakhir ke Australia oleh dua mitranya, termasuk kemampuan futuristik seperti kecerdasan buatan dan teknologi kuantum.
Ini mengacu pada kesepakatan baru-baru ini tentang pembuatan kapal selam nuklir AS/Inggris, yang membatalkan kontrak kapal selam yang dimiliki Australia dengan Prancis.
Kesepakatan AUKUS menghancurkan kontrak Australia senilai US$ 66 miliar dengan Grup Angkatan Laut milik negara Prancis yang sebenarnya akan menyediakan 12 kapal selam diesel-listrik konvensional untuk Australia.
Dan bayangkan, ini hanyalah salah satu dari “kesepakatan” pertama dari aliansi AUKUS.
Apa yang mungkin terjadi selanjutnya, adalah kesepakatan yang lebih berpusat pada diri sendiri, berorientasi pada keuntungan langsung yang akan memecah aliansi barat yang dulu begitu kuat.
Contoh nyatanya adalah Prancis langsung menarik duta besarnya untuk Amerika Serikat dan Australia ini terjadi karena Prancis merasa dikhianati dan di permalukan sehingga situasi hari ini aliansi Barat sedang terpecah belah.
Selain itu Russia Today juga merangkum bahwa bukan hanya China dan Barat yang terganggu akan AUKUS namun juga telah menarik perhatian para pemimpin dan kepala pertahanan Rusia.
Diumumkan pada 15 September, pakta itu dipresentasikan sebagai penghalang bagi China. Namun, jelas implikasi konflik geopolitiknya tidak akan terasa di Beijing saja.
Blok nuklir AUKUS Baru tidak hanya akan memerangi China, tetapi juga akan membawa Barat ke dalam konfrontasi dengan Rusia, kata kepala keamanan Moskow.
Awalnya berhati-hati, tanggapan Moskow dengan cepat menjadi lebih kritis terhadap AUKUS.
Nikolai Patrushev, sekretaris Dewan Keamanan Nasional Rusia, telah mencela AUKUS sebagai “prototipe NATO Asia,” yang akan berkembang, dan diarahkan terhadap China dan Rusia.
Inti dari AUKUS tidak rumit.
Meskipun mencakup berbagai bidang, seperti cyber dan kecerdasan buatan, intinya adalah transfer teknologi dari AS ke Australia.
Dan bukan sembarang teknologi, tetapi kapal selam bertenaga nuklir, yang sampai sekarang hanya dimiliki oleh 7 negara: Cina, Prancis, Inggris Raya, Rusia, Amerika Serikat, dan India, dan tentu saja Israel yang tak pernah disebutkan.
Kesimpulannya – Moskow dapat memperluas armada kapal selam nuklirnya sendiri di Pasifik, dimana kemitraan strategis SCO yang sudah ada antara China dan Rusia hanya akan semakin kuat dengan adanya AUKUS.
Sejalan dengan pengkhianatan AUKUS di Prancis ini, Biden menjadi tuan rumah KTT Quad (Aliansi Quad = Dialog Keamanan Segiempat adalah dialog strategis antara Amerika Serikat, India, Jepang, dan Australia).
Meskipun topiknya belum menjadi berita resmi, tidak sulit untuk menebak bahwa topiknya adalah bagaimana mengatasi “agresi” Rusia dan Cina.
Dan lagi, anehnya, anggota SCO India ikut bermain dalam QUAD ini.
Ada dampak ekonomi dari kesepakatan AUKUS, tidak hanya dalam jumlah uang tunai, tetapi juga dalam kebersamaan aliansi barat.
AS telah memberikan contoh bahwa tidak ada aturan yang dihormati. Ini adalah “pasar bebas” di mana bahkan sekutu tradisional pun tidak dihormati dan aman.
Sulit untuk memprediksi bagaimana Prancis di bawah Macron akan bertindak sebagai tanggapan.
Presiden Macron – atau para pembantunya, telah menyindir bahwa sebagai tanggapan atas pembatalan kesepakatan kapal selam nuklir Australia-Prancis, Prancis dapat keluar dari NATO.
Tapi itu tidak mungkin terjadi, karena Prancis dan Macron bergantung pada lembaga keuangan internasional demi dapat menjalankan ekonomi dan pemerintahaannya secara aman.
Namun bisa jadi Prancis akan mengambil langkah berani ini hingga akhirnya akan menyebabkan pecahnya barat yang nantinya akan mempercepat pergeseran kekuatan ekonomi dan politik ke timur. (Rasya)