ISLAMTODAY ID- Indonesia dan Turki sepakati berbagai kerja sama di bidang kesehatan, militer, ekonomi dan sertifikat vaksin Covid-19.
Kerja sama disepakati pada Selasa (12/10) pada pertemuan Menlu RI Retno Marsudi dengan Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu.
Lebih lanjut, PT Kilang Pertamina kerja sama dengan perusahaan farmasi Turki Abdi Ibrahim dalam bidang kesehatan.
Keduanya sepakat adakan kerja sama dalam pengadaan bahan baku obat.
“Tentu Pemerintah berharap agar kerja sama industri farmasi ini dapat memperkuat pemenuhan pasokan kebutuhan domestik dan dapat mengurangi impor bahan baku obat kita,” tutur Retno, pada saat konferensi pers, Rabu (13/10), seperti dilansir Katadata, Rabu (13/10).
Selain itu, Bank Indonesia (BI) dan Turki sepakat kerja sama dalam setifikat vaksin (Mutual Recognition on Vaccine Certificates) yang tertuang dalam Deklarasi Bersama kedua negara.
Kerja sama tersebut meliputi:
- Pengakuan bersama dan interoperabilitas sertifikat vaksin dan hasil test PCR kedua negara
- Pengakuan serta penerimaan semua jenis vaksin yang telah mendapatkan Emergency Use Listing Procedure Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan Emergency Use Authorization (EUA) dari instansi berwenang kedua negara
- Penerapan protokol kesehatan bagi pelaku perjalanan kedua negara
Sementara itu, dalam bidang ekonomi, Turki dan Indonesia setuju untuk memfasilitasi hubungan bisnis kedua negara dengan aman dan terus memperhitungkan faktor kesehatan.
Lebih lanjut, keduanya sepakat membentuk Travel Corridor Arrangement.
“Indonesia dan Turki sepakat untuk mempercepat perundingan Indonesia-Turkey Comprehensive Economic Partnership Agreement (IT-CEPA),” ungkap Mantan Dubes RI untuk Belanda tersebut.
Indonesia telah mulai melakukan perundingan IT-CEPA dengan Turki pada tahun 2018, yang fokus pada perdagangan barang, setelah diluncurkan pada tahun 2017.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, volume perdagangan Indonesia dan Turki pada Januari-Agustus mencapai US$1,32 miliar atau Rp18,88 triliun rupiah.
Ekspor Indonesia ke Turki mencapai US$1,05 miliar sementara impor sebesar US$269 juta.
Selain itu, kedua negara sudah menjalin beberapa pertemuan dalam membahas kerja sama.
Retno mengakui bahwa Turki adalah mitra strategis Indonesia dalam bidang pertahanan.
“Saat ini kedua negara sedang dalam proses finalisasi perjanjian kerjasama pertahanan untuk segera ditandatangani. Salah satu kerja sama yang sangat potensial dan terus didorong adalah pengembangan bersama industri pertahanan, termasuk pengembangan bersama pesawat terbang dan produk tank skala kecil,” ujar Retno.
Di sisi lain, Indonesia dan Turki mulai membahas mekanisme konsultasi baru terkait kerja sama pertahanan.
- Pertemuan 2+2 antara Menteri Luar Negeri dan Menteri Pertahanan Indonesia-Turki yang dijadwalkan antara di akhir tahun ini atau di awal tahun depan
- Pertemuan Tahunan Industri Pertahanan secara reguler
- Pertemuan Dialog Militer.
Dalam pertemuan dengan Menlu Turki, negara tersebut juga menyampaikan kebijakan baru untuk pemberian bebas visa bagi Warga Negara Indonesia (WNI) yang akan berkunjung ke negara berjuluk Bulan Sabit tersebut.
“Kebijakan ini akan berlaku dalam waktu dekat. Jika sudah ada keputusan kapan akan mulai diberlakukan, kami akan sampaikan kepada publik,” tuturnya.
Sebagai bukti eratnya persahabatan Turki-Indonesia, pemerintah Turki juga menganugerahkan nama jalan di depan kantor KBRI Ankara yang baru dengan nama Jalan Ahmet Soekarno.
Sementara itu, Retno juga melakukan kunjungan kehormatan dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Presiden Erdogan dijadwalkan akan berkunjung ke Indonesia pada tahun depan.
(Resa/Katadata)