ISLAMTODAY ID-Beijing mengatakan tujuan dari latihan bersama dengan Rusia adalah untuk lebih mengembangkan ‘kemitraan strategis komprehensif China-Rusia.’
Kapal perang Rusia dan China mengadakan patroli bersama pertama mereka di Samudra Pasifik barat selama seminggu terakhir.
Jepang mengatakan pada hari Ahad (24/10) bahwa pihaknya memantau dengan cermat manuver angkatan laut.
Moskow dan Beijing, yang menggelar latihan kerja sama angkatan laut di Laut Jepang pada awal Oktober, telah mengembangkan hubungan militer dan diplomatik yang lebih erat dalam beberapa tahun terakhir pada saat hubungan mereka dengan Barat memburuk.
Tokyo mengatakan awal pekan ini bahwa sekelompok 10 kapal dari China dan Rusia berlayar melalui Selat Tsugaru yang memisahkan pulau utama Jepang dan pulau utara Hokkaido.
“Kelompok kapal melewati Selat Tsugaru untuk pertama kalinya sebagai bagian dari patroli,” ungkap kementerian pertahanan Rusia mengkonfirmasi dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu (23/10).
“Tugas patroli itu adalah mengibarkan bendera negara Rusia dan China, menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan Asia-Pasifik dan menjaga subyek kegiatan ekonomi maritim kedua negara,” tambah kementerian itu, seperti dilansir dari TRTWorld, Ahad (24/10).
Kementerian pertahanan China mengatakan pada hari Ahad (24/10) bahwa latihan bersama bertujuan untuk “lebih mengembangkan kemitraan strategis komprehensif China-Rusia di era baru, meningkatkan kemampuan aksi bersama kedua belah pihak dan bersama-sama menjaga stabilitas strategis internasional dan regional”.
Sebuah laporan di situs web kementerian mengatakan operasi itu adalah bagian dari kerja sama tahunan antara kedua negara dan tidak ditargetkan pada pihak ketiga.
Gerakan ‘Tidak Biasa’
Para pejabat pertahanan Jepang mengatakan pada hari Ahad (24/10) bahwa kapal-kapal Rusia dan China juga telah melewati Selat Osumi di luar prefektur Jepang selatan Kagoshima, lapor lembaga penyiaran publik NHK.
Kapal asing diizinkan untuk menavigasi melalui selat Osumi dan Tsugaru karena mereka adalah jalur air internasional, tetapi kementerian pertahanan Jepang mengatakan akan memantau kedua angkatan laut tersebut, yang menggambarkan gerakan baru-baru ini sebagai “tidak biasa”, lapor NHK.
Sementata itu, pejabat Jepang tidak dapat segera dihubungi untuk dimintai komentar.
PLA China dan Rusia Kepung Jepang
Setelah pelayaran provokatif Rusia dan China melalui Selat Tsugaru, pada hari Senin (24/10) sekelompok besar kapal perang PLA China dan Rusia terus mengepung Jepang selama misi patroli Indo-Pasifik yang berlangsung hingga akhir pekan.
Media Rusia mengutip kementerian pertahanan negara itu sebagai berikut pada hari Sabtu (23/10): “Kapal angkatan laut Rusia dan China telah menyelesaikan misi patroli bersama pertama mereka di Samudra Pasifik, menempuh jarak lebih dari 1.700 mil laut (sekitar 3.100 km) dalam seminggu.”
Meskipun Tokyo jengkel dan khawatir, namun juga sadar bahwa langkah ini menunjukkan angkatan laut gabungan Rusia-China telah datang ke pantai Jepang (meskipun Tsugaru dianggap sebagai titik transit perairan internasional).
Lebih lanjut, setelah memantau dengan cermat pergerakan mereka kemudian Angkatan Laut Jepang mengatakan ada sebagai belum ada pelanggaran wilayah perairan Jepang.
Media pemerintah China memuji misi patroli bersama sebagai penyeimbang penting bagi kehadiran AS dan “destabilisasi” Washington di kawasan itu.
Misalnya, seperti yang ditulis di Global Times yang dikelola negara:
Armada angkatan laut gabungan China-Rusia yang transit di Selat Tsugaru beberapa hari yang lalu telah berlayar di sepanjang sisi timur pulau utama Jepang ke selatan, hampir membuat lingkaran di sekitar negara pulau itu, dalam sebuah langkah yang menurut para ahli China pada hari Jumat (22/10) dapat membawa keseimbangan stabilitas regional pada saat AS, Jepang, dan kekuatan Barat lainnya telah berkolusi untuk mengacaukan kawasan Asia-Pasifik.
Selain itu Goblal Times menunjukkan Beijing dan Moskow mengirim pesan yang keras dan jelas ke kehadiran AS yang terus meningkat di wilayah tersebut:
“Mengelilingi Jepang, khususnya yang berlayar ke sisi timur Jepang, sangat penting karena banyak instalasi militer utama terletak di sisi itu, termasuk pangkalan Angkatan Laut AS di Yokosuka,” ujar seorang pakar militer China yang meminta anonimitas mengatakan kepada Global Times pada hari Jumat (22/10), seperti dilansir dari ZeroHedge, Sabtu (23/10),
Banyak provokasi militer AS terhadap China di tempat-tempat seperti Selat Taiwan dan Laut China Selatan diluncurkan dari pangkalan-pangkalan ini, kata pakar itu, seraya mencatat bahwa patroli bersama oleh kapal-kapal China dan Rusia dapat dilihat sebagai peringatan bagi AS dan Jepang, yang telah berkumpul untuk menghadapi China dan Rusia, melayani tujuan hegemoni AS dan merusak perdamaian dan stabilitas regional.
Memang tampaknya latihan ini dirancang untuk menunjukkan “jangkauan” angkatan laut kedua negara adidaya militer ini dalam kerja sama, di saat kedua negara semakin dekat dalam hal koordinasi strategis untuk menentang tujuan Washington, khususnya di Timur.
(Resa/NHK/TRTWorld/ZeroHedge/Global Times)