ISLAMTODAY ID-Rabat tidak mengomentari insiden Senin (1/11) di mana tiga pengemudi truk Aljazair tewas di perbatasan antara Mauritania dan Sahara Barat.
Aljazair mengatakan bahwa pengeboman Maroko menewaskan tiga warganya di daerah perbatasan antara Mauritania dan wilayah Sahara Barat yang disengketakan dan memperingatkan mereka “tidak akan dibiarkan begitu saja”.
“Tiga warga Aljazair dibunuh … dalam serangan barbar di truk mereka,” ujar kepresidenan Aljazair dalam sebuah pernyataan pada hari Senin (1/11), dikutip oleh kantor berita APS, seperti dilansir dari TRTWorld, Rabu (3/11).
Dilaporkan bahwa mereka telah melakukan perjalanan antara ibu kota Mauritania Nouakchott dan kota Ouargla di Aljazair.
“Beberapa elemen menunjukkan keterlibatan pasukan pendudukan Maroko di Sahara Barat dalam pembunuhan pengecut itu,” tambah pernyataan itu.
Sementara itu, Maroko tidak segera berkomentar.
Setelah gambar kendaraan yang terbakar beredar di media sosial pada hari Selasa (2/11), Mauritania mengatakan tidak ada pemboman di tanahnya.
Wilayah Yang Disengketakan
Insiden tersebut menggarisbawahi risiko eskalasi antara rival kuat Afrika Utara setelah berbulan-bulan hubungan yang memburuk terkait dengan konflik di Sahara Barat.
Sahara Barat 80 persen dikendalikan oleh Maroko, yang menganggap bekas jajahan Spanyol itu sebagai bagian integral dari wilayahnya sendiri.
Aljazair adalah tuan rumah dan pendukung utama Front Polisario, yang mencari kemerdekaan Sahara Barat dari Maroko.
Tahun lalu, setelah insiden di dekat perbatasan antara Sahara Barat dan Mauritania, Polisario mengumumkan dimulainya kembali perjuangan bersenjatanya melawan Maroko setelah gencatan senjata selama tiga dekade.
Namun, meskipun media Polisario dan Aljazair telah melaporkan serangan terhadap sasaran Maroko, Rabat mengatakan pihaknya terus menegakkan gencatan senjata 1990 dan hanya terlibat dalam aksi militer sebagai tanggapan atas serangan.
Tahun ini Aljazair memutuskan hubungan dengan Maroko, menuduhnya gagal memenuhi kewajibannya atas Sahara Barat dan mendukung kelompok kemerdekaan regional di dalam Aljazair.
Itu juga telah mengakhiri pasokan gas dan memutus wilayah udaranya ke pesawat Maroko.
Maroko menyebut tuduhan itu keliru dan tidak masuk akal, mengatakan Aljazair tidak dibenarkan dalam memutuskan hubungan, dan mengatakan Aljazair adalah pihak utama dalam konflik Sahara Barat.
(Resa/APS/TRTWorld)