ISLAMTODAY ID-Ukraina menuduh Moskow mengerahkan pasukan untuk menegakkan ketegangan di kawasan itu dan memberikan tekanan politik pada negara-negara tetangga.
Rusia telah meninggalkan unit militer di dekat perbatasan Ukraina setelah serangkaian latihan, dengan jumlah pasukan Rusia di daerah itu sekarang berjumlah 90.000.
Unit Angkatan Darat ke-41 Rusia tetap tinggal di Yelnya setelah pelatihan skala besar, sekitar 260 km (160 mil) dari perbatasan Ukraina, ungkap Kementerian Pertahanan Ukraina, Rabu.
“Perlu dicatat bahwa Federasi Rusia secara berkala menggunakan praktik pemindahan dan pengumpulan unit militer untuk menjaga ketegangan di kawasan dan tekanan politik terhadap negara-negara tetangga,” ujar kementerian itu, seperti dilansir dari TRTWorld, Kamis (4/11).
Musim semi ini, Moskow membuat khawatir ibu kota Kiev dan Barat dengan membangun lebih dari 100.000 tentara di sepanjang perbatasan dengan Ukraina, meskipun kemudian memerintahkan mereka kembali ke pangkalan.
Pernyataan Kementerian Pertahanan Ukraina menandai perubahan dari penolakannya terhadap pembangunan militer Rusia, seperti yang dilaporkan di media AS, hanya dua hari sebelumnya.
Bukti Antariksa
Gambar satelit yang dilaporkan secara terpisah oleh perusahaan luar angkasa AS Maxar Technologies dan outlet berita Politico menunjukkan bahwa Rusia sekali lagi mengumpulkan pasukan dan peralatan militer di perbatasan dengan Ukraina.
“Berdasarkan tinjauan citra satelit baru-baru ini, peralatan (yang meliputi tank, pengangkut personel lapis baja, artileri self-propelled dan peralatan pendukung terkait) kemungkinan mulai tiba di daerah itu pada akhir September,” komentar Maxar.
Kremlin menolak laporan itu pada hari Rabu (3/11) dan mengatakan bahwa Rusia mempertahankan kehadiran militer di wilayahnya sendiri jika dianggap perlu.
Rusia telah memberikan dukungannya di belakang pemberontakan separatis di timur Ukraina yang meletus tak lama setelah pencaplokan Semenanjung Krimea oleh Moskow pada tahun 2014 dan telah menewaskan lebih dari 14.000 orang.
Rusia telah berulang kali membantah kehadiran pasukannya di Ukraina timur.
(Resa/Politico/TRTWorld)