ISLAMTODAY ID-Azerbaijan dan Armenia mengambil langkah menstabilkan situasi di perbatasan mereka, ungkap Kementerian Pertahanan Rusia.
Bentrokan di perbatasan Azerbaijan-Armenia telah berhenti, menurut kementerian pertahanan Rusia dan Armenia.
Azerbaijan dan Armenia mengambil langkah untuk menstabilkan situasi di perbatasan mereka, kata pernyataan tertulis Kementerian Pertahanan Rusia.
Dikatakan bentrokan di Karakilise telah berhenti dan situasi saat ini kembali normal dan terkendali.
“Pada pukul 17.30 dengan mediasi Rusia, gencatan senjata diumumkan di perbatasan Azerbaijan-Armenia,” ujar Kementerian Pertahanan Armenia, seperti dilansir dari TRTWorld, Rabu (17/11).
Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin membahas ketegangan di perbatasan Azerbaijan-Armenia dengan Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan.
Putin dan Pashinyan setuju untuk tetap berhubungan, ungkap Kremlin dalam sebuah pernyataan tertulis.
Kementerian Pertahanan Azerbaijan mengatakan sebelumnya dalam sebuah pernyataan bahwa pasukan Armenia telah melakukan “provokasi besar-besaran” terhadap pos-pos tempur tentara Azerbaijan di wilayah Kalbajar dan Lachin di perbatasan negara, sementara dua tentara Azerbaijan terluka dalam serangan itu.
Tentara Azerbaijan segera melakukan operasi darurat, ungkap pernyataan itu, seraya menambahkan bahwa pergerakan pasukan Armenia diblokir dan pasukan serta sarananya dirusak.
Aliyev, Michel Bahas Ketegangan
Presiden Azerbaijan dan kepala Dewan Eropa membahas ketegangan terbaru di perbatasan Azerbaijan-Armenia.
Pada panggilan telepon Selasa (16/11) Dewan Charles Michel menyatakan keprihatinannya atas peristiwa baru-baru ini di perbatasan, menurut sebuah pernyataan dari kepresidenan Azerbaijan.
Presiden Ilham Aliyev mengatakan Armenia berulang kali melakukan provokasi militer ke arah Shusha, Lachin dan Kalbajar dengan serangan skala besar terbaru, tambah pernyataan itu.
Memperhatikan bahwa ada korban luka di pihak Azerbaijan, dia mengatakan tanggapan yang diperlukan diberikan kepada provokasi Armenia.
Aliyev menggarisbawahi semua tanggung jawab atas ketegangan saat ini berada di tangan pemerintah Yerevan.
Selama perang enam minggu tahun lalu, Azerbaijan merebut kembali beberapa kota dan 300 pemukiman dan desa.
Pertempuran, yang menewaskan lebih dari 6.500 orang, berakhir pada November 2020 dalam kesepakatan yang ditengahi Rusia yang membuat Armenia menyerahkan sebagian besar wilayah yang telah didudukinya selama beberapa dekade.
(Resa/TRTWorld)