ISLAMTODAY ID-Ankara dan Washington telah terlibat dalam serangkaian negosiasi untuk meningkatkan armada pesawat Ankara menyusul kompensasi sebesar USD 1,4 miliar setelah Washington mengeluarkan negara itu dari program F-35 Joint Strike Fighter.
Seorang pejabat tinggi Pentagon mengatakan peningkatan militer Turki adalah kebutuhan untuk mendukung NATO.
Delegasi pertahanan Turki dan Amerika bertemu di Washington pada hari Rabu (17/11) untuk membahas masalah yang tersisa setelah Ankara dikeluarkan dari program F-35 Joint Strike Fighter.
Laura Cooper, Wakil Menteri Pertahanan yang juga memimpin delegasi Amerika dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa AS “mengakui kebutuhan modernisasi militer TAF (Angkatan Bersenjata Turki),” ungkapnya seperti dilansir dari TRTWorld, Kamis (18/11).
Pernyataan itu juga mencatat bahwa delegasi AS dan Turki dibangun di atas pembicaraan antara Presiden AS Joe Biden dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin dan Menteri Pertahanan Nasional Hulusi Akar.
Cooper juga “menyoroti kerja sama di Laut Hitam” selama sesi dialog Kelompok Pertahanan Tingkat Tinggi AS-Turki di Pentagon, juru bicara Letnan Kolonel Anton Semelroth mengatakan dalam sebuah pernyataan.
Menyusul penghapusan Turki dari program F-35 Joint Strike Fighter, Ankara mengusulkan kompensasi untuk pembayaran USD 1,4 miliar yang dibuat untuk jet oleh Washington yang menjual jet tempur F-16 baru, dan meningkatkan armada yang ada.
Turki dikeluarkan dari program F-35 pada tahun 2019 oleh mantan Presiden Donald Trump setelah Ankara membeli sistem pertahanan udara canggih Rusia yang menurut AS dapat digunakan oleh Kremlin untuk secara diam-diam mendapatkan data tentang F-35.
Ankara telah mempertahankan, bagaimanapun, bahwa sistem S-400 tidak akan diintegrasikan ke dalam sistem NATO, dan mengatakan itu tidak menimbulkan risiko bagi F-35.
Pertemuan pada hari Selasa (16/11);antara delegasi AS dan Turki “membahas berbagai masalah fungsional dan regional. Ini termasuk prioritas transnasional, seperti mengalahkan terorisme, dan keamanan regional di Afghanistan, Afrika, Kaukasus Selatan, Mediterania Timur dan Timur Tengah,” ungkap Semelroth.
Pertemuan lanjutan di Ankara disepakati oleh kedua belah pihak, menurut Pentagon.
Lebih lanjut, Pentagon tidak mencantumkan tanggal.
(Resa/TRTWorld)