ISLAMTODAY ID-Kepala NATO Jens Stoltenberg dan kepala Komisi Eropa Ursula von der Leyen membuat janji selama kunjungan ke Latvia dan Lithuania menjelang pertemuan para menteri luar negeri NATO di Latvia minggu ini.
Para pemimpin Uni Eropa dan NATO telah berjanji untuk melawan “ancaman hibrida” pada kunjungan ke Lithuania dan Latvia yang didominasi oleh krisis migran Belarus dan pembangunan militer Rusia di dekat Ukraina.
“Untuk menanggapi peristiwa seperti itu, penting bahwa Uni Eropa dan NATO bekerja bahu membahu,” ujar kepala Komisi Eropa Ursula von der Leyen pada konferensi pers bersama dengan kepala NATO Jens Stoltenberg dan para pemimpin Lithuania pada hari Ahad (28/11) di Vilnius.
“Kami membahas bagaimana kami dapat meningkatkan kerja sama kami antara NATO dan UE,” ungkap Stoltenberg, seperti dilansir dari TRTWorld, Senin (29/11).
Stoltenberg juga mengulangi seruannya pada Rusia untuk “mengurangi peningkatan” pembangunan militernya di perbatasan dengan Ukraina dan memperingatkan “konsekuensi” jika menggunakan kekuatan.
Dia mengatakan penumpukan tank, artileri, drone, dan ribuan pasukan siap tempur yang “tidak biasa” “sangat memprihatinkan karena berbagai alasan”, juga “karena tidak beralasan dan tidak dapat dijelaskan”.
Lebih lanjut, Stoltenberg dan von der Leyen keduanya menuduh Belarus mengatur krisis migran di perbatasannya sebagai ancaman “hibrida” terhadap Uni Eropa – tuduhan yang dibantah rezim.
Untuk diketahui, ancaman hibrida adalah tantangan keamanan yang menggabungkan cara militer tradisional dan taktik non-militer seperti disinformasi.
Pendanaan UE
Von der Leyen juga mengatakan UE telah memutuskan untuk melipattigakan menjadi USD 226 juta pendanaannya.
Jumlah tersebut digunakan untuk pengelolaan perbatasan di Latvia, Lithuania dan Polandia pada tahun 2021 dan 2022.
Selain itu, dia mengatakan uang itu akan digunakan untuk kendaraan patroli dan pengawasan elektronik, termasuk drone.
Ribuan migran, sebagian besar dari Timur Tengah, telah melintasi atau mencoba melintasi perbatasan Belarusia dalam beberapa bulan terakhir ke anggota timur UE dan NATO: Latvia, Lithuania, dan Polandia.
Mengacu pada situasi di perbatasan Belarusia, Presiden Lithuania Gitanas Nauseda mengatakan bahwa “jika situasi keamanan semakin buruk, kami tidak mengesampingkan konsultasi berdasarkan Pasal 4 NATO”.
Berdasarkan pasal dalam perjanjian pendiri NATO, setiap anggota dapat mengadakan pertemuan aliansi untuk berkonsultasi ketika merasa keamanannya terancam.
Polandia juga mengatakan mungkin meminta artikel ini.
(Resa/TRTWorld)