ISLAMTODAY ID-Perluasan NATO lebih jauh ke timur adalah garis merah bagi Moskow, dan kemungkinan aksesi Ukraina ke blok pimpinan AS tidak dapat diterima, ujar Kementerian Luar Negeri Rusia pada hari Kamis (2/12).
Dalam sebuah pernyataan, juru bicara Maria Zakharova memperingatkan “konsekuensi negatif yang serius” jika situasi di perbatasan antara Rusia dan Ukraina memburuk.
Dalam beberapa pekan terakhir, ada laporan terus-menerus tentang penambahan pasukan, dengan beberapa publikasi Barat menunjukkan konflik militer akan segera terjadi.
“Sejak berakhirnya Perang Dingin, Rusia telah berulang kali diyakinkan bahwa yurisdiksi dan kekuatan militer NATO tidak akan bergerak sedikit pun ke arah timur,” ujar Zakharova, seperti dilansir dari RT, Jumat (3/12).
“Semua janji ini telah dilupakan dan tidak dipenuhi. Hasilnya adalah keadaan keamanan Eropa yang menyedihkan saat ini.”
“Kami yakin bahwa satu-satunya pilihan untuk menyelesaikan situasi saat ini adalah pengembangan bersama perjanjian jangka panjang yang mengesampingkan kemajuan NATO lebih lanjut ke arah timur dan penyebaran sistem senjata yang mengancam kami di sekitar wilayah Rusia,” lanjutnya.
Menurut Zakharova, AS menyeret Kiev ke orbit militer aliansi dan mengubahnya menjadi ”jembatan” konfrontasi dengan Rusia. Ini bisa mengacaukan Eropa, ungkapnya.
Komentar juru bicara itu mengikuti pertemuan para menteri luar negeri NATO di Riga, Latvia awal pekan ini, di mana topik Ukraina dan keadaan saat ini di perbatasan dengan Rusia menjadi topik utama.
Sementara blok itu berbicara tentang kemungkinan sanksi terhadap Moskow, mereka juga menolak untuk menjamin bahwa mereka akan membela Kiev jika terjadi konflik bersenjata.
Namun, Zakharova yakin aliansi tersebut berfokus pada “memerangi ancaman imajiner”.
“Salah satu topik penting – bukan untuk pertama kalinya – adalah Rusia dan ‘kemungkinan agresinya’ terhadap Ukraina,” ungkapnya.
“Namun, jika kita melihat hal-hal secara realistis, NATO yang telah mendekati kita.”
(Resa/RT)