ISLAMTODAY ID-Beberapa klip video mengerikan yang dibagikan di media sosial menunjukkan massa memukuli korban dan membakarnya, sambil meneriakkan slogan-slogan menentang penistaan agama di Sialkot, Pakistan.
Massa di Pakistan telah memukuli sampai mati seorang manajer pabrik Sri Lanka dan membakar tubuhnya dalam sebuah insiden yang dilaporkan terkait dengan dugaan penistaan agama.
Video yang beredar di media sosial menampilkan massa menyeret tubuh pria yang memar ke jalan, di mana mereka membakarnya di hadapan ratusan demonstran yang mendukung para pembunuh.
Satu video yang diposting di media sosial menunjukkan massa menyeret tubuh orang Sri Lanka yang memar parah di luar pabrik.
Armagan Gondal, seorang kepala polisi di distrik Sialkot di mana pembunuhan itu terjadi pada hari Jumat (3/12), mengatakan bahwa pekerja pabrik telah menuduh korban menodai poster bertuliskan nama Nabi Muhammad.
Warga Sri Lanka, Priyantha Diyawadana, digantung oleh massa di dalam pabrik, ujar Gondal berdasarkan informasi awal.
“Para pekerja pabrik menyiksa manajer,” ungkap juru bicara pemerintah provinsi Hassan Khawar, seperti dilansir dari TRTWorld, Jumat (3/12).
“Total 50 orang sejauh ini telah diidentifikasi dan ditangkap.”
Perdana Menteri Pakistan Imran Khan mengatakan dia secara pribadi akan mengawasi penyelidikan dan penangkapan sedang berlangsung.
Lebih lanjut, ia menyebut insiden itu sebagai “hari memalukan bagi Pakistan.”
Kepala Menteri Punjab Usman Buzdar melalui Twitter, mengatakan dia telah memerintahkan penyelidikan atas pembunuhan warga Sri Lanka di Sialkot.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Sri Lanka Sugeeswara Gunaratne mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa negara itu mengharapkan pihak berwenang Pakistan “akan mengambil tindakan yang diperlukan untuk menyelidiki dan memastikan keadilan.”
Serangan Terkait Penistaan
Serangan massa terhadap orang-orang yang dituduh melakukan penistaan adalah hal biasa di negara ini, meskipun serangan seperti itu terhadap orang asing jarang terjadi.
Penistaan agama membawa hukuman mati di Pakistan.
Kelompok hak asasi internasional dan domestik mengatakan bahwa tuduhan penistaan agama sering digunakan untuk mengintimidasi minoritas agama dan menyelesaikan masalah pribadi.
Pemerintah Pakistan telah berada di bawah tekanan selama beberapa dekade terakhir untuk mengubah undang-undang penistaan agama di negara itu.
Namun, kaum konservatif di negara itu dengan keras menolak tuntutan tersebut.
Serangan terbaru terjadi kurang dari seminggu setelah massa Muslim membakar sebuah kantor polisi dan empat pos polisi di barat laut Pakistan setelah petugas menolak untuk menyerahkan seorang pria yang tidak stabil secara mental yang dituduh menodai kitab suci Islam, Al-Qur’an.
Tidak ada petugas yang terluka dalam serangan di Charsadda, sebuah distrik di provinsi Khyber Pakhtunkhwa.
Sebelumnya, seorang gubernur Punjab di Islamabad ditembak dan dibunuh oleh pengawalnya sendiri pada tahun 2011, setelah dia membela seorang wanita Kristen, Aasia Bibi, yang dituduh melakukan penistaan.
Dia dibebaskan setelah menghabiskan delapan tahun di hukuman mati dan, menerima ancaman, meninggalkan Pakistan ke Kanada untuk bergabung dengan keluarganya.
(Resa/TRTWorld)