ISLAMTODAY ID – Beijing sangat menyesalkan sanksi baru AS yang melarang ekspor China untuk delapan perusahaan teknologi Xinjiang, ujar juru bicara Kementerian Perdagangan China, Jumat (17/12).
“Ini bukan pertama kalinya pemerintah AS mencampuri ekonomi China dengan dalih palsu keamanan nasional dan pelanggaran hak asasi manusia, menempatkan embargo pada barang-barang Xinjiang, sehingga mencoba mengendalikan ekspor dan investasi kami. Langkah-langkah seperti itu secara serius memukul perusahaan-perusahaan China, dan merusak ekonomi dan perdagangan internasional antara kedua negara. China sangat menyesalkan tindakan seperti itu,” ujar juru bicara itu, seperti dilansir dari Sputniknews, Sabtu (18/12).
Kamis (16/12) lalu, pemerintah AS memberlakukan paket sanksi baru terhadap China, menuduh bahwa Beijing telah menggunakan Uyghur sebagai kerja paksa dan secara paksa mensterilkan wanita Uyghur.
Departemen Keuangan AS memasukkan daftar hitam DJI, produsen drone terbesar di dunia, dan tujuh perusahaan China lainnya.
Orang Amerika tidak akan dapat membeli atau menjual sekuritas perusahaan yang diperdagangkan secara publik.
Xinjiang adalah wilayah pertambangan yang kaya sumber daya, penting untuk produksi dan manufaktur pertanian.
China berjanji akan melakukan tindakan balasan untuk melindungi kedaulatan nasional serta hak dan kepentingan sah perusahaan China.
(Resa/Sputniknews)