ISLAMTODAY ID-Pemain bola Arab mencoreng bendera Israel yang ada di seragamnya. Bagi banyak pengamat, langkah tersebut menunjukkan kurangnya penerimaan terhadap Israel di antara beberapa negara di dunia.
Dalam pertandingan sepak bola persahabatan di Qatar antara FIFA Arab Legends dan FIFA World Legends, para pemain mengenakan seragam yang membawa bendera nasional kecil dari 211 negara anggota FIFA, termasuk Israel.
Pertandingan persahabatan dimulai pada hari Jumat (17/12) di depan lebih dari 3.500 penggemar di Stadion Al Thumama di Doha menjelang final Piala Arab FIFA yang pertama, seperti dilansir dari TRTWorld, Selasa (21/12).
Skuad Legenda Dunia termasuk Marcel Desailly, Cafu, Andrea Pirlo, dan Lothar Matthias, sedangkan yang Arab termasuk mantan pemain Saudi Nawaf Al-Temyat di antara banyak lainnya.
Legenda Arab menang adu penalti setelah pertandingan kompetitif.
Ramai di Media Sosial
Pengguna media sosial membagikan gambar bendera Israel yang dihitamkan di baju Al-Temyat, memicu perdebatan di antara mereka yang mendukung tindakan tersebut dan mereka yang tidak.
Banyak pengguna mengatakan bahwa mencoreng bendera Israel dari T-shirt merupakan indikasi besar dari tidak diterimanya Israel secara lebih luas di antara masyarakat global.
Al-Temyat bukan satu-satunya pemain yang merusak bendera Israel.
Beberapa gambar di media sosial juga menunjukkan bahwa pemain Oman Emad Al Hosni dan pemain Arab lainnya mencoba merusak bendera tersebut.
Pengguna media sosial lainnya mengatakan mencoreng bendera Israel tidak cukup untuk meminta maaf karena berpartisipasi dalam pertandingan semacam itu.
Di antara pemain Arab adalah mantan striker Saudi Sami Aljaber yang dikritik di media sosial karena tidak melakukan tindakan yang menolak Israel.
Di sisi lain, beberapa pengguna media sosial tidak setuju dengan tindakan pemain Arab, mengatakan Israel adalah negara yang diakui bahkan di Qatar, menyerukan para pemain untuk berhenti mencampuradukkan antara olahraga dan politik.
Pesepakbola Aljazair Mundur
Tiga pemain Aljazair menolak untuk berpartisipasi dalam pertandingan sepak bola persahabatan di Qatar, memprotes partisipasi mantan manajer Chelsea Israel Avram Grant.
Rabah Madjer, Rafik Saifi, dan Rafik Halliche semuanya mundur dari keterlibatan Grant sebagai pelatih dan pemain tim World Legends.
Situs web FIFA tidak menyebutkan boikot dalam laporannya di situs web, namun berita tersebut diambil oleh kelompok lokal pro-Palestina, Qatar Youth Opposed to Normalisaton (QAYON) yang memuji Aljazair atas boikot mereka.
Tim Aljazair telah lama menjadi pendukung Palestina dan bahkan mendedikasikan kemenangan Piala Arab FIFA untuk rakyat Palestina.
Kembali pada tahun 2016, tim sepak bola Aljazair menarik diri dari pertandingan persahabatan dengan Ghana juga karena keterlibatan Grant sebagai pelatih kepala untuk negara Afrika.
(Resa/TRTWorld)