ISLAMTODAY ID-Presiden Vladimir Putin mengisyaratkan potensi konflik dalam pembicaraan dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz, dengan mengatakan tindakan Barat yang “tidak bersahabat” sedang terjadi “di depan pintu rumah kami.”
Rusia siap untuk mengambil langkah-langkah militer dalam menanggapi tindakan Barat yang “tidak bersahabat” atas konflik Ukraina, Presiden Vladimir Putin telah memperingatkan, dalam eskalasi retorika yang tajam.
Putin juga menyerukan “negosiasi serius” tentang tuntutan keamanan Rusia yang diajukan ke Amerika Serikat dan NATO selama panggilan pertamanya dengan Kanselir baru Jerman Olaf Scholz pada hari Selasa (21/12), yang pada gilirannya menyerukan “de-eskalasi”.
“Apa yang dilakukan AS di Ukraina ada di depan pintu kita… Dan mereka harus mengerti bahwa kita tidak punya tempat lagi untuk mundur. Apakah mereka pikir kita hanya akan menonton dengan santai?” ujra Putin, seperti dilansir dari TRTWorld, Rabu (22/12).
Presiden Rusia selama berminggu-minggu menuduh Amerika Serikat dan aliansi militer NATO yang dipimpin Washington memicu ketegangan di dekat perbatasan Moskow, tetapi ini adalah komentar pertamanya yang mengisyaratkan potensi konflik.
Putin mengatakan kepada pejabat Kementerian Pertahanan bahwa jika Barat melanjutkan “sikap agresifnya yang jelas” Rusia akan mengambil “langkah-langkah teknis militer pembalasan yang tepat”.
Rusia “akan bereaksi keras terhadap langkah-langkah yang tidak bersahabat”, ujarnya, seraya menambahkan bahwa ia ingin menggarisbawahi bahwa “kami memiliki hak untuk melakukannya”.
“Kanselir menyatakan keprihatinannya tentang situasi dan berbicara tentang kebutuhan mendesak untuk de-eskalasi,” ungkap sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kantor Scholz.
Di Depan Mata
Amerika Serikat telah membunyikan alarm sejak pertengahan November bahwa Moskow dapat merencanakan serangan skala besar terhadap bekas tetangga Sovietnya, Ukraina, dan telah memperingatkan Putin tentang sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Pemerintah Barat menuduh Moskow mengumpulkan sekitar 100.000 tentara di dekat perbatasannya dengan Ukraina timur, tempat Kiev memerangi separatis pro-Rusia sejak tahun 2014.
Rusia membantah merencanakan invasi dan menuntut jaminan hukum atas keamanannya dari Amerika Serikat dan NATO, menuntut aliansi itu menghentikan ekspansi ke arah timur.
Meskipun mengisyaratkan konflik, Putin bersikeras Rusia ingin menghindari “pertumpahan darah”.
“Kami ingin menyelesaikan masalah dengan cara politik dan diplomatik,” ujarnya.
Tetapi pemimpin Rusia itu mengulangi keluhannya atas dukungan Washington untuk Ukraina, yang mencakup pelatihan pasukan Kiev dan memberikan dana lebih dari USD 2,5 miliar kepada mereka.
Tindakan itu terjadi “di depan pintu rumah kami”, ungkap Putin.
Tentara Bayaran AS Siapkan Provokasi Senjata Kimia
Juga pada hari Selasa (21/12), kepala pertahanan Rusia menuduh tentara bayaran AS mempersiapkan provokasi senjata kimia di Ukraina.
Sergey Shoygu mengatakan sekitar 120 tentara bayaran AS sekarang bekerja di wilayah Donbas yang dilanda perang Ukraina, melatih militer Ukraina “untuk operasi tempur aktif.”
“Telah dapat dipercaya bahwa ada lebih dari 120 karyawan perusahaan militer swasta Amerika di pemukiman Avdiivka dan Priazovskoye di wilayah Donetsk,” ujarnya pada pertemuan dewan Kementerian Pertahanan Rusia di Moskow.
“Mereka melengkapi posisi menembak di bangunan tempat tinggal dan fasilitas penting secara sosial, melatih pasukan operasi khusus Ukraina dan kelompok bersenjata radikal untuk operasi tempur aktif.”
Perusahaan swasta juga mengirimkan “tank dengan komponen kimia tak dikenal” ke kota Avdiiv ka dan Muara Krasny “untuk melakukan provokasi,” klaim Shoygu.
(Resa/TRTWorld)