ISLAMTODAY ID-Rata-rata, pasukan dan pemukim Israel membunuh 6 anak Palestina per bulan tahun ini.
Pasukan Israel dan warga sipil Israel bersenjata telah membunuh 78 anak di bawah umur Palestina di Tepi Barat yang diduduki dan mengepung Gaza, menjadikan tahun 2021 tahun paling mematikan dalam catatan anak-anak Palestina sejak tahun 2014.
Di Gaza, 61 anak Palestina terbunuh, sementara 15 anak Palestina di Tepi Barat yang diduduki, termasuk Yerusalem Timur yang diduduki, dibunuh menurut angka yang dirilis oleh Defense for Children International – Palestine.
Warga sipil Israel bersenjata juga membunuh dua anak Palestina di Tepi Barat yang diduduki.
Dokumentasi yang dikumpulkan oleh organisasi hak anak Palestina setempat menunjukkan bahwa pasukan Israel menembak dan membunuh 17 anak Palestina dengan peluru tajam, 15 di antaranya di Tepi Barat yang diduduki dan dua di Gaza.
Setidaknya 9 anak Palestina ditembak dan dibunuh dalam konteks demonstrasi atau konfrontasi dengan pasukan Israel dan tidak menimbulkan ancaman langsung terhadap kehidupan atau cedera serius ketika mereka ditembak, ujarnya.
Pembunuhan yang disengaja
Kekuatan mematikan yang disengaja hanya dibenarkan dalam keadaan di mana ada ancaman langsung terhadap kehidupan atau cedera serius, menurut hukum internasional.
“Namun, penyelidikan dan bukti yang dikumpulkan oleh DCIP secara teratur menunjukkan bahwa pasukan Israel menggunakan kekuatan mematikan terhadap anak-anak Palestina dalam keadaan yang mungkin merupakan pembunuhan di luar proses hukum atau disengaja,” ujar kelompok itu, seperti dilansir dari TRTWorld, Kamis (23/12).
Penyelidikan juga menunjukkan bahwa warga sipil Israel bersenjata membunuh dua anak Palestina di Tepi Barat yang diduduki, termasuk Yerusalem Timur yang diduduki.
Baru-baru ini, Mohammad Nidal Younis Mousa yang berusia 15 tahun kehilangan nyawanya pada 6 Desember, beberapa jam setelah seorang penjaga keamanan swasta Israel menembaknya setelah dia diduga melakukan serangan dengan menabrakkan mobil di sebuah pos pemeriksaan militer Israel di dekat Tulkarem.
‘Anak-anak terbunuh di tempat tidur mereka’
Pasukan Israel membunuh 60 anak Palestina selama agresi militer Israel di Gaza pada Mei 2021, yang dijuluki Operasi Penjaga Tembok, kata organisasi itu.
Sebuah serangan udara Israel menewaskan enam anak pada 10 Mei, hari pertama serangan itu, di Beit Hanoon di Gaza utara.
Mereka yang tewas dalam serangan udara Israel termasuk Rahaf Mohammad Attalla al Masri, 10 tahun, sepupunya Yazan Sultan Mohammad al Masri, 2 tahun; saudara Marwan Yousef Attalla al Masri, 6, dan Ibrahim Yousef Attalla al Masri, 11; serta Hussein Muneer Hussein Hamad, 11, dan Ibrahim Abdullah Mohammad Hassanain yang berusia 16 tahun, kata organisasi itu.
Sepuluh anak lainnya juga terluka dalam serangan udara yang sama.
Seorang anak Palestina terbunuh oleh persenjataan yang tidak meledak, yang asal-usulnya tidak dapat ditentukan, menurut dokumentasi.
Pasukan Israel membunuh anak-anak Palestina menggunakan peluru yang ditembakkan dari tank, peluru tajam, dan rudal yang dijatuhkan dari drone bersenjata dan pesawat tempur yang bersumber dari AS dan helikopter Apache selama serangan militer, menurut laporan itu.
“Pesawat-pesawat tempur Israel dan drone bersenjata membombardir daerah-daerah sipil berpenduduk padat membunuh anak-anak Palestina yang tidur di tempat tidur mereka, bermain di lingkungan mereka, berbelanja di toko-toko di dekat rumah mereka, dan merayakan Idul Fitri bersama keluarga mereka,” ujar Ayed Abu Eqtaish, direktur program akuntabilitas di DCIP.
Penyelidikan juga mencatat bahwa tujuh anak Palestina terbunuh oleh roket yang ditembakkan oleh kelompok bersenjata Palestina di Gaza selama eskalasi kekerasan pada bulan Mei, sehingga jumlah total anak yang terbunuh menjadi 86.
Agresi Israel dimulai pada 10 Mei setelah orang-orang Palestina memprotes polisi Israel yang kejam terhadap kompleks Masjid Al Aqsa, yang dibangun di situs yang diperebutkan yang suci bagi orang Yahudi dan Muslim, dan ancaman penggusuran puluhan keluarga Palestina oleh pemukim Yahudi di lingkungan terdekat.
Serangan udara, darat dan laut selama 11 hari di Gaza menewaskan sedikitnya 250 orang dan melukai hampir 2.000 warga Palestina.
Hukum humaniter internasional melarang serangan sembarangan dan tidak proporsional.
“Israel sebagai kekuatan pendudukan di Palestina dituntut untuk melindungi penduduk sipil Palestina dari kekerasan,” ungkap organisasi itu.
Kelompok hak asasi tersebut menyatakan bahwa 2.198 anak-anak Palestina telah terbunuh sebagai akibat dari kehadiran militer dan pemukim Israel di wilayah Palestina sejak tahun 2000.
Namun, hampir tidak ada perwira atau warga sipil Israel yang bertanggung jawab atas kematian anak-anak Palestina ini dalam dua dekade ini.
Kemungkinan bahwa seorang Palestina akan melihat pengaduannya mengarah pada penuntutan seorang tentara yang melukai mereka adalah 0,7 persen, menurut sebuah laporan oleh Yesh Din, sebuah organisasi hak asasi manusia Israel.
Alih-alih meminta pertanggungjawaban pasukannya atas pembunuhan anak-anak Palestina, Israel menunjuk beberapa kelompok hak asasi manusia Palestina terkemuka yang melindungi hak-hak anak-anak Palestina sebagai “organisasi teroris” yang dilarang, termasuk Defense for Children International – Palestine, organisasi yang melakukan penyelidikan ini.
“Kurangnya kemauan politik masyarakat internasional untuk meminta pertanggungjawaban pejabat Israel menjamin bahwa tentara Israel akan terus membunuh anak-anak Palestina secara tidak sah dengan impunitas,” tambah Eqtaish.
(Resa/TRTWorld)