ISLAMTODAY ID-Operasi militer dilakukan sebagai tanggapan atas serangan Houthi yang menewaskan tiga orang di kota perbatasan Jizan di Arab Saudi.
Koalisi yang dipimpin Saudi pada hari Sabtu (25/12) meluncurkan serangan “skala besar” di Yaman setelah sebuah proyektil menewaskan dua orang di kerajaan itu, dalam kematian pertama dalam tiga tahun yang disalahkan pada gerakan Houthi.
Koalisi membalas dengan serangan udara di Ajama, sebuah kota di barat laut ibu kota Yaman yang dikuasai Houthi, Sanaa, menewaskan tiga orang dan melukai enam lainnya, ujar petugas medis Yaman.
Setelah serangan terhadap Ajama, juru bicara Houthi Yahya Saree memperingatkan Arab Saudi tentang tanggapan “menyakitkan” jika koalisi tidak menghentikan “agresinya”.
Dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan di saluran Telegram Houthi, dia mengatakan kelompok yang bersekutu dengan Iran telah meluncurkan tiga rudal balistik di Jizan.
Pertahanan sipil Saudi mengatakan pada hari Jumat (24/12) bahwa serangan proyektil di Jizan, wilayah selatan yang berbatasan dengan Yaman, menewaskan dua orang, satu orang Saudi dan satu lagi warga Yaman, melukai tujuh lainnya dan merusak 12 mobil dan dua toko.
“Sebuah proyektil militer jatuh di sebuah toko komersial di jalan utama, mengakibatkan dua kematian,” ujarnya dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir dari MEE, Sabtu (25/12).
Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa enam warga Saudi dan seorang warga negara Bangladesh terluka.
Koalisi militer yang dipimpin Saudi mengatakan tak lama setelah itu bahwa mereka sedang “mempersiapkan operasi militer skala besar”.
Proyektil Houthi lainnya menghantam kota Najran di Saudi yang menyebabkan kerusakan material.
Petugas medis Yaman mengatakan kepada AFP bahwa serangan balasan koalisi menewaskan tiga warga sipil, termasuk seorang anak dan seorang wanita.
Eskalasi
Houthi secara teratur meluncurkan rudal dan pesawat tak berawak ke negara tetangga Arab Saudi, menargetkan bandara dan infrastruktur minyaknya, tetapi serangan hari Jumat (24/12) adalah yang pertama dalam lebih dari tiga tahun yang mengakibatkan kematian di kerajaan itu.
Itu juga terjadi ketika pertempuran antara kedua belah pihak meningkat, dengan koalisi meningkatkan serangan udara di Sanaa.
Pasukan koalisi menyerang sebuah kamp militer Houthi di pusat Sanaa pada Jumat (24/12) pagi, dengan penduduk mengatakan kepada Reuters bahwa ledakan mengguncang kota.
Pada 23 Desember, aliansi militer mengatakan mereka menembak jatuh sebuah pesawat tak berawak bermuatan bom di dekat bandara Abha, di selatan kerajaan.
Awal pekan ini, koalisi menargetkan bandara Sanaa, yang operasinya sebagian besar telah dihentikan karena blokade yang dipimpin Saudi, yang diberlakukan sejak Agustus 2016, dengan pengecualian untuk penerbangan bantuan.
Puluhan ribu orang telah tewas sejak perang antara pemerintah yang diakui secara internasional, yang didukung oleh koalisi, dan Houthi pecah pada tahun 2014.
Sebuah laporan PBB yang diterbitkan pada bulan November memproyeksikan bahwa jumlah korban tewas akibat perang akan mencapai 377.000 pada akhir tahun 2021.
Program Pangan Dunia pada hari Rabu (22/12) mengatakan telah “dipaksa” untuk memotong bantuan ke Yaman karena kekurangan dana, dan memperingatkan lonjakan kelaparan di negara itu, di mana lebih dari 80 persen dari populasi sekitar 30 juta membutuhkan bantuan kemanusiaan.
(Resa/MEE)