ISLAMTODAY ID-Kapal yang membawa sedikitnya 100 pengungsi dicegat oleh pihak berwenang Indonesia setelah mengalami masalah di lepas pantai provinsi Aceh.
Indonesia mengirimkan kapal bersama puluhan pengungsi Rohingya ke perairan Malaysia.
Pihak berwenang mengatakan pada hari Selasa (28/12) bahwa setidaknya 100 sebagian besar wanita dan anak-anak di atas kapal kayu ditolak perlindungannya di Indonesia dan malah didorong ke negara tetangga di Asia Tenggara.
Kapal itu dicegat oleh pihak berwenang Indonesia setelah mengalami masalah di lepas pantai provinsi Aceh.
Meskipun ada panggilan dari organisasi non-pemerintah dan badan PBB untuk pengungsi, pihak berwenang Indonesia berusaha untuk mengirim kelompok itu kembali setelah memberikan pasokan, pakaian dan bahan bakar, serta teknisi untuk memperbaiki kapal mereka yang rusak.
“Kami berharap (persediaan) dapat membantu Rohingya untuk melanjutkan perjalanan mereka ke Malaysia seperti yang mereka rencanakan dan inginkan,” ujar Winardy, juru bicara kepolisian Aceh mengatakan kepada kantor berita AFP.
“Kami akan pantau sampai mereka sampai di tempat tujuan,” ungkapnya, seperti dilansir dari TRTWorld, Selasa (28/12).
Kapal kayu itu pertama kali terlihat dua hari lalu, terdampar sekitar 70 mil laut di lepas pantai Indonesia, menurut seorang komandan angkatan laut setempat.
“Ini tentang hidup dan mati”
Pihak berwenang Indonesia tidak mendorong kembali pengungsi Rohingya sekuat Malaysia atau Thailand, melainkan dengan enggan menerima mereka setibanya di laut.
Namun Amnesty International dan UNHCR telah meminta pemerintah untuk membiarkan kelompok pengungsi Rohingya yang terdampar itu mendarat.
“Ini tentang hidup dan mati. Ada perempuan dan anak-anak, kita harus memperhatikan kesehatan mereka,” ujar direktur eksekutif Amnesty International Indonesia Usman Hamid dalam sebuah pernyataan.
UNHCR juga meminta Indonesia untuk membiarkan penumpang kapal turun, merujuk pada tidak layaknya kapal itu untuk kembali berlayar.
Badruddin Yunus, seorang pemimpin komunitas nelayan setempat, mengatakan kepada AFP bahwa nelayan yang mengunjungi kapal tersebut melaporkan ada 120 orang di dalamnya, termasuk 51 anak-anak dan 60 wanita.
Dia mengatakan mesin rusak dan para pengungsi tidak bisa berkomunikasi dengan nelayan setempat karena kendala bahasa.
Tahun lalu, ratusan Rohingya yang melarikan diri dari penganiayaan di Myanmar yang mayoritas beragama Buddha tiba di Indonesia.
Banyak yang telah melarikan diri ke Malaysia, ditarik oleh populasi substansial lebih dari 100.000 Rohingya.
(Resa/TRTWorld/AFP)