ISLAMTODAY ID-Menteri Luar Negeri Turkiye Cavusoglu menyambut baik kembalinya stabilitas di Kazakhstan serta penunjukan Alikhan Smailov sebagai perdana menteri baru Kazakhstan.
Turkiye telah mengatakan akan mendukung Kazakstan dan rakyatnya.
Komitmen itu dibuat oleh Menteri Luar Negeri Turkiye Mevlut Cavusoglu saat berpidato di pertemuan luar biasa para menteri luar negeri Organisasi Negara-negara Turki (OTS) pada hari Selasa (11/1).
Pertemuan itu diadakan tepat ketika kerusuhan di Kazakhstan secara bertahap mulai mereda.
Cavusoglu menegaskan kembali kesiapan Ankara “memobilisasi semua sumber daya” untuk membantu negara Asia Tengah itu.
Dia menyambut baik kembalinya stabilitas serta penunjukan Alikhan Smailov sebagai perdana menteri baru Kazakhstan.
Cavusoglu mencatat bahwa Kazakhstan yang damai dan stabil sangat penting untuk perdamaian regional.
“Masyarakat Kazakh juga memiliki akal sehat untuk menampilkan semangat persatuan dan solidaritas untuk mencari solusi atas masalah saat ini,” tambahnya.
Diplomat top Turkiye menekankan perlunya kerja sama di dalam negara-negara anggota OTS di bidang keamanan dan intelijen dengan cara yang lebih teratur dan terlembaga.
Cavusoglu lebih lanjut mengatakan bahwa kawasan itu adalah “pusat kepentingan geopolitik.”
Dia menambahkan, “Kami adalah aktor kerjasama dan kemakmuran, bukan persaingan geopolitik, karena kemakmuran, stabilitas dan perdamaian memuliakan negara dan bangsa.”
‘Tanggung Jawab Bersama’
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Azerbaijan Jeyhun Bayramov mengatakan, “Adalah tanggung jawab kita bersama untuk mendukung saudara-saudara Kazakh kita di masa-masa sulit ini.”
“Azerbaijan adalah singkatan dari normalisasi situasi paling awal di Kazakhstan dan pemulihan supremasi hukum,” ungkap Bayramov, seperti dilansir dari TRTWorld, Selasa (12/1).
Dia menekankan bahwa penggunaan kekuatan dan kekerasan secara ilegal yang merusak ketertiban umum dan mengancam hak asasi manusia dan kebebasan sipil tidak dapat dibenarkan dan oleh karena itu harus dikutuk dan ditolak dengan keras.
Setelah harga bahan bakar gas cair (LPG) di Kazakhstan berlipat ganda pada 2 Januari dan memicu protes, Presiden Kazakh Kassym-Jomart Tokayev mengumumkan keadaan darurat di negara itu.
Dia kemudian meminta bantuan aliansi militer pimpinan Rusia, Collective Security Treaty Organization (CSTO), yang mengirim pasukan untuk memadamkan kerusuhan.
Sementara itu, pasukan diperkirakan akan mundur dalam 10 hari ke depan.
(Resa/TRTWrold)