ISLAMTODAY ID-Duta Besar Ukraina untuk Israel Yevgen Korniychuk mengatakan dalam pidatonya pada hari Kamis (13/1) bahwa negaranya mengakui Yerusalem sebagai “satu-satunya ibu kota” Israel, dan sedang bersiap untuk membuka cabang kedutaannya di kota itu tahun depan.
Diplomat top negara Eropa Timur membuat komentar di sebuah acara yang menandai 30 tahun hubungan Israel-Ukraina.
Menteri Urusan Yerusalem Ze’ev Elkin, yang dibesarkan di Ukraina, mengatakan dia berharap negara itu akan membuka cabang di kota yang diperebutkan itu.
Menurut Times of Israel, Elkin memberi Korniychuk artefak berusia 2.700 tahun bertuliskan kata “Yerusalem” dalam bahasa Ibrani pada acara hari Kamis (13/1), setelah itu diplomat Ukraina membuat pernyataan yang tidak siap.
Dalam klarifikasi yang dia buat kemudian, Korniychuk mengatakan rencana itu tidak resmi, tetapi dia telah membahas masalah tersebut dengan pemimpin Ukraina pada bulan Oktober.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, yang diperkirakan akan mengunjungi Israel tahun depan, berbicara sebelumnya pada hari Rabu di forum virtual dua hari untuk merayakan hubungan Israel dan Ukraina.
“Kami tahu apa artinya membela negara dan tanah sendiri dengan senjata di tangan, dengan mengorbankan nyawa kami sendiri,” ujar pemimpin itu, yang negaranya terkunci dalam konflik yang membara dengan Rusia terkait integritas teritorialnya.
“Baik Ukraina dan Yahudi menghargai kebebasan, dan mereka bekerja sama untuk masa depan negara kita agar sesuai dengan keinginan kita, dan bukan masa depan yang diinginkan orang lain untuk kita. Israel sering menjadi contoh bagi Ukraina,” ungkap Zelensky, seperti dilansir dari MEE, Kamis (16/12/21).
Mantan Presiden AS Donald Trump memindahkan kedutaan AS dari Tel Aviv ke Yerusalem pada tahun 2018.
Guatemala dan Kosovo segera menyusul, sementara Serbia telah menyatakan niatnya untuk memindahkan kedutaan mereka.
Presiden AS Joe Biden mengatakan dia tidak berencana untuk memindahkan kedutaan AS kembali ke Tel Aviv, tetapi mengatakan dia akan bergerak maju dengan rencana untuk membuka kembali kantor diplomatik AS di Yerusalem Timur yang diduduki untuk melayani warga Palestina Israel.
Baik kepemimpinan Israel dan Palestina telah lama mengklaim Yerusalem sebagai ibu kota mereka, sebuah masalah yang tidak mau diakui oleh kedua pihak.
Israel menganggap seluruh Yerusalem sebagai ibu kota yang tidak terbagi – status yang tidak diakui secara internasional.
Hal itu merebut timur kota, bersama dengan Tepi Barat dan Gaza, dalam perang Timur Tengah 1967 dan telah menduduki wilayah itu sejak saat itu.
(Resa/MEE/Times of Israel)