ISLAMTODAY ID – Moskow mengkritik kebijakan luar angkasa NATO yang baru sebagai ‘sepihak’ dan ‘menghasut’.
Kebijakan ruang publik formal pertama NATO adalah dokumen pembakar yang melegitimasi penggunaan kekuatan di luar angkasa, yang pada akhirnya dapat mengarah pada perlombaan senjata baru, Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan pada hari Kamis (20/1).
Berbicara kepada wartawan di sebuah briefing, juru bicara Maria Zakharova mengkritik ‘Kebijakan Luar Angkasa NATO yang menyeluruh’, yang menguraikan sikap baru aliansi bahwa serangan terhadap aset negara anggota di luar angkasa dianggap sebagai serangan terhadap blok tersebut.
“Dokumen itu sepihak dan bersifat menghasut dan sejalan dengan kebijakan destruktif negara-negara anggota NATO yang dipimpin oleh Amerika Serikat,” ungkap Zakharova, menunjukkan bahwa kebijakan tersebut berusaha untuk melegitimasi penggunaan kekuatan di luar angkasa, yang pada akhirnya dapat mengarah pada perlombaan senjata.
“Dengan melakukan itu, aliansi mengubah ruang angkasa menjadi medan perang,” ujarnya, seperti dilansir dari RT, Jumat (21/1).
Menurut dokumen NATO, yang dibahas pada KTT Brussel tahun 2021, anggota NATO sepakat bahwa semua serangan di luar angkasa harus diperlakukan seperti serangan konvensional, dan dapat mengarah pada penerapan Pasal 5, yang menyatakan bahwa serangan terhadap satu negara anggota dianggap sebagai serangan terhadap seluruh blok.
Makalah itu juga menyatakan bahwa NATO tidak memiliki rencana untuk menjadi aktor otonom di luar angkasa.
Rusia telah lama bersikeras bahwa mereka menentang militerisasi luar angkasa.
Tahun lalu, kepala badan antariksa Rusia, Dmitry Rogozin, mengecam proposal Washington agar Departemen Pertahanan AS beroperasi di kosmos, menyebut militerisasi Bulan dan penelitian bulan “tidak dapat diterima.”
Tahun lalu, Moskow menciptakan kontroversi ketika Kementerian Pertahanan melakukan uji coba rudal yang menghantam dan menghancurkan satelit tua yang tidak dapat dioperasikan.
Departemen Luar Negeri AS menuduh Moskow sebagai “tidak bertanggung jawab” dan “sembrono”.
Sebagai tanggapan, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menyarankan bahwa Washington adalah pihak yang bertanggung jawab untuk mendorong perlombaan ruang angkasa.
(Resa/RT)