ISLAMTODAY ID – Pihak berwenang Rusia menyatakan keprihatinan tentang perdagangan narkoba dan pengaruh VR di dunia fisik.
Regulator di Rusia sedang mencari kemungkinan pembatasan baru pada realitas virtual (VR), dengan mengatakan bahwa mereka khawatir hal itu dapat memungkinkan aktivitas ilegal, sementara mengakui bahwa “metaverse” juga menawarkan kemungkinan baru untuk interaksi manusia.
Pusat Teknis Ilmiah Roskomnadzor, badan federal yang bertanggung jawab untuk memantau media massa, merilis laporan pada hari Rabu (2/2), menilai apa yang dilihatnya sebagai potensi risiko dan kemungkinan ruang VR di mana orang dapat berinteraksi melintasi batas negara.
Istilah “metaverse”, yang berasal dari fiksi ilmiah, mengacu pada dunia virtual 3D yang berfokus pada hubungan sosial manusia, dan semakin menjadi fokus perusahaan teknologi, termasuk perusahaan AS Facebook, yang baru-baru ini berganti nama menjadi Meta.
Menurut laporan itu, metaverse dapat meminjamkan dirinya untuk transaksi ilegal yang dilakukan dalam cryptocurrency, termasuk perdagangan antara orang-orang dari berbagai negara yang dapat melanggar peraturan perbatasan.
Para penulis mengklaim bahwa ruang virtual akan siap untuk perdagangan narkoba atau perdagangan zat terlarang lainnya.
Laporan tersebut juga mengutip kekhawatiran tentang konsekuensi interaksi virtual terhadap perilaku manusia.
Penulis menulis, “Transformasi persepsi karena berada di metaverse akan memiliki efek budaya yang berarti pada masyarakat dan akan mengubah perilaku sosial, termasuk mengurangi pentingnya norma moral dan etika karena penggunaan avatar virtual.”
“Mereka memperingatkan bahwa ini terutama dapat memengaruhi anak-anak, kelompok paling rentan di metaverse baru,” ungkap penulis, seperti dilansir dari RT, Ahad (6/2).
Selain menilai potensi risiko realitas virtual, laporan tersebut juga memberikan gambaran tentang kemungkinannya, termasuk pertumbuhan pasar baru, seperti peningkatan permintaan untuk video game dan bentuk hiburan online.
Penulis juga mengklaim bahwa peningkatan kehidupan online telah memungkinkan bentuk-bentuk baru aktivitas politik, dan mereka merujuk pada Greta Thunberg, aktivis yang meningkatkan kesadaran akan bahaya perubahan iklim menggunakan profil online-nya.
(Resa/RT)