ISLAMTOODAY ID- Pihak berwenang Amerika telah memindahkan petugas Badan Intelijen Pusat (CIA) dari ibukota Ukraina, Kiev, dengan latar belakang invasi Rusia yang konon akan segera terjadi.
Keputusan itu dilaporkan pada hari Selasa (15/2) oleh publikasi Amerika The New York Times.
Publikasi tersebut mengatakan bahwa personel CIA akan ditempatkan di Lviv, kota terbesar di barat negara itu, dekat perbatasan dengan Polandia.
Menurut Times, keputusan itu, yang diambil untuk alasan keamanan, dapat membuat AS tidak mengetahui aktivitas Rusia di Ukraina, dan dapat menghambat misi AS yang sedang berlangsung untuk mengumpulkan intelijen di sana.
Baru-baru ini, para petugas telah berupaya mengungkap berbagai dugaan rencana Rusia untuk menggulingkan pemerintahan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Langkah Gedung Putih untuk merelokasi CIA mengikuti keputusan pada hari Senin (14/2) untuk juga sementara memindahkan diplomat AS ke Lviv.
Konsulat itu akan terus beroperasi seperti biasa, dengan sejumlah kecil karyawan yang tersisa di ibu kota.
Juru Bicara Gedung Putih Ned Price menolak untuk mengungkapkan angka pastinya ketika ditanya pada jumpa pers pada hari Senin (14/2)
Di hari yang sama, muncul rekomendasi dari Departemen Luar Negeri AS bahwa warga negara Amerika meninggalkan Belarus dan Transnistria, wilayah yang memisahkan diri di Moldova.
Warga AS sudah disuruh keluar dari Ukraina.
Pengumuman pemindahan CIA kemarin datang di tengah kekhawatiran invasi Rusia yang akan segera terjadi, meskipun Moskow kemarin memulai penarikan pasukannya dari perbatasan Ukraina, saat latihan militer hampir berakhir.
AS memandang pelatihan tempur bersama sebagai pendahulu dari invasi Rusia ke Ukraina, dan menganggap pemindahan pasukan Rusia tidak “diverifikasi”.
(Resa/RT)