ISLAMTODAY ID – Ekonomi dunia akan membayar harga yang mahal jika Barat memberlakukan sanksi baru terhadap Moskow, Departemen Keuangan AS memperingatkan.
Jika Rusia melancarkan invasi ke Ukraina, ekonomi global akan mengalami kejatuhan yang tak terhindarkan sebagai akibat dari sanksi Barat yang baru dikeluarkan terhadap Moskow, Menteri Keuangan AS memperingatkan pada hari Rabu (16/2).
Berbicara kepada kantor berita Prancis AFP, Janet Yellen menjelaskan bahwa AS dan sekutu Eropanya sedang mempersiapkan “paket sanksi yang sangat substansial yang akan memiliki konsekuensi parah bagi ekonomi Rusia.”
Namun, meskipun Washington menginginkan biaya tertinggi jatuh ke Moskow, dia mengakui bahwa akan ada “beberapa dampak global” dari tindakan tersebut.
Perhatian utama Washington dan Brussel adalah potensi dampak sanksi ekonomi terhadap pasar energi global. Sebagai pengekspor utama energi, Moskow memasok sekitar 40% gas yang digunakan oleh negara-negara Uni Eropa.
Keamanan energi blok itu bisa berada dalam bahaya jika Moskow memutuskan pipa gasnya sebagai pembalasan atas sanksi ekonomi, beberapa klaim.
Dan bahkan jika Rusia tidak membatasi pasokannya, harga energi masih bisa naik lebih jauh jika terjadi konflik skala besar di Eropa.
Sebelumnya pada hari Selasa (15/2), Presiden AS Joe Biden memperingatkan bahwa orang Amerika juga harus membayar harga yang mahal untuk eskalasi di sekitar Ukraina.
“Jika Rusia memutuskan untuk menyerang, itu juga akan memiliki konsekuensi di sini di rumah. Tetapi rakyat Amerika memahami bahwa membela demokrasi dan kebebasan tidak pernah tanpa biaya,” ujarnya, seperti dilansir dari RT, Kamis (17/2).
“Aku tidak akan berpura-pura ini tidak menyakitkan.”
Pertengkaran baru-baru ini di Ukraina antara Moskow dan sekutu NATO dimulai ketika Rusia diduga mulai mengumpulkan pasukan di perbatasan Baratnya.
Kekhawatiran perang kemudian menyebabkan beberapa negara, termasuk AS, memilih untuk mengevakuasi personel diplomatik dari Kiev.
Kremlin telah berulang kali membantah bahwa mereka merencanakan serangan militer, mengklaim bahwa pergerakan pasukan di dekat perbatasan disebabkan oleh latihan yang direncanakan.
(Resa/RT)