ISLAMTODAY ID- Kebakaran hutan terus menyebar melalui provinsi Corrientes, merusak lahan pertanian dan membunuh hewan dan tumbuhan yang dilindungi di Taman Nasional Ibera utama.
Kebakaran hutan yang menghancurkan di provinsi Corrientes di timur laut Argentina telah merusak hampir 8.000 kilometer persegi tanah, atau hampir 10 persen dari luas kawasan itu, menurut angka yang dirilis oleh Institut Teknologi Pertanian Nasional (INTA).
Petugas pemadam kebakaran pada hari Ahad (20/2) melanjutkan operasi untuk memadamkan api.
“(Situasinya) sangat buruk, sangat parah,” ujar Marcelo Taboada, kapten pemadam kebakaran, seperti dilansir dari TRTWorld, Senin (21/2).
“Itu adalah kartu yang kami tangani dalam beberapa tahun terakhir bahwa perubahan iklim telah menghasilkan kebakaran besar yang sangat sulit dikendalikan tidak hanya di Argentina tetapi di dunia.”
Omar Zimmerman, seorang pekerja di sebuah peternakan berkata, “Kami mulai memadamkan api Selasa lalu. Kemarin kami bekerja lelah tanpa tidur selama lebih dari 40 jam.”
“Mengerikan, (kebakaran) telah menghancurkan banyak, kerusakannya jutaan. Saya bukan pemilik (peternakan) tetapi itu membuat Anda ingin menangis melihatnya.”
‘Zona bencana’ diumumkan
Gubernur Corrientes, Gustavo Valdes, menyatakan provinsi itu sebagai “zona bencana ekologi dan lingkungan.”
Lebih dari USD 234 juta (Rp 3,3 T) telah hilang akibat kebakaran di Corrientes, menurut Argentine Rural Society. Provinsi ini menghasilkan buah-buahan, ternak dan produk pertanian lainnya.
“Kami menggadaikan 10 tahun masa depan kami karena situasi ini, karena semua perkebunan baru telah mati,” ujar Orlando Stvass, produsen yerba mate, produk teh herbal yang populer, kepada saluran televisi lokal Telefe.
Satwa Liar di Taman Nasional Ibera Terancam
Api mengancam satwa liar di Taman Nasional Ibera, lahan basah terbesar di negara ini dan salah satu ekosistem terbesarnya.
Taman ini adalah rumah bagi rusa rawa, buaya, dan lebih dari 380 spesies burung.
Banyak hewan telah terbakar oleh api atau diracuni oleh asap, sementara yang lain terlindas di jalan ketika mencoba melarikan diri dari api.
Beberapa dari mereka ditemukan berkeliaran mencari tempat baru, setelah habitat mereka dihancurkan oleh kekeringan dan kebakaran.
“Hewan tidak punya air. Kami meninggalkan air untuk monyet di pepohonan dan untuk buaya dua atau tiga ribu liter per hari, ketika kami tidak membutuhkannya untuk memadamkan api,” ungkap Andrea Boloqui, presiden Badan Pariwisata Corrientes.
“Muaranya kering.”
Enrique Viale, presiden Asosiasi Pengacara Lingkungan Argentina, mengatakan kerugian besar dari kebakaran adalah contoh menyedihkan bagaimana krisis iklim dan aktivitas manusia menghancurkan lingkungan dan menyebabkan kerugian ekonomi.
“Penyebab bencana ini harus dicari dalam kombinasi mengerikan dari kekeringan hebat, perubahan iklim global, bersama dengan model pembangunan lokal yang buruk berdasarkan spesies hutan eksotis, sawah dan peternakan di lahan basah,” ujarnya.
(Resa/TRTWorld)