ISLAMTODAY ID – Mulai 2 Maret, lebih dari 800.000 orang yang tinggal di Ukraina telah meninggalkan negara itu untuk mencari perlindungan dari agresi Rusia, baik secara permanen maupun sementara.
Seperti yang ditunjukkan Florian Zandt dari Statista pada diagram di bawah, berdasarkan data dari Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR), sebagian besar orang yang melarikan diri telah menyeberang di perbatasan Polandia.
Sekitar 453.000 pengungsi telah mencapai tetangga barat Ukraina melalui jalan kaki, bus, mobil atau kereta api.
Menurut pernyataan pemerintah, lebih dari 50.000 orang yang mencari keselamatan dari konflik Rusia-Ukraina tiba di Polandia setiap hari, seperti dilansir dari ZeroHedge, Kamis (3/3).
Sementara sekitar 52.000 orang melarikan diri ke negara-negara Eropa lainnya, Polandia, Hongaria, Slovakia, dan Moldova yang disebutkan di atas menanggung beban gelombang pengungsi.
Gerakan-gerakan ini kemungkinan akan meningkat selama beberapa hari ke depan saat pertempuran berlanjut.
Perkiraan UNHCR yang dirilis kemarin menunjukkan bahwa 12 juta orang di Ukraina dan empat juta pengungsi dari negara itu akan membutuhkan bantuan dan perlindungan selama beberapa bulan mendatang.
Untuk memerangi krisis kemanusiaan ini, PBB dan mitra kemanusiaannya mengeluarkan seruan kilat sebesar usd 1,7 miliar untuk mengizinkan distribusi pasokan yang dibutuhkan.
Meskipun upaya mengumpulkan komunitas Eropa secara umum dipandang sebagai hal yang terpuji, perlakuan terhadap pengungsi non-kulit putih telah mendapat sorotan yang meningkat selama beberapa hari terakhir.
Pada 1 Maret, misalnya, pemerintah Nigeria mengecam penanganan pengungsi Nigeria dan Afrika lainnya oleh pejabat perbatasan Ukraina yang diduga memprioritaskan evakuasi warga kulit putih Ukraina.
(Resa/ZeroHedge)