ISLAMTODAY ID – Perdana Menteri Australia Scott Morrison kecam konflik Rusia & Ukraina sebagai tindakan rezim otoriter dan mengumumkan pembangunan pangkalan kapal selam nuklir baru.
Lebih lanjut, Morrison dijadwalkan mengumumkan rencana pembangunan pangkalan kapal selam nuklir baru senilai Aus$10 miliar di Neoliberal Lowy Institute di Sydney pada hari Senin (7/3).
Dia memperingatkan warganya bahwa konflik Rusia dengan Ukraina akan “tidak terhindarkan meluas ke Indo-Pasifik”.
“Australia menghadapi lingkungan keamanannya yang paling sulit dan berbahaya dalam 80 tahun,” ungkapnya menambahkan, seperti dilansir dari RT, Ahad (6/3).
Selain itu, Morrison juga dilaporkan akan membahas bahwa “busur otokrasi baru” terbentuk untuk “menantang dan mengatur ulang tatanan dunia menurut citra mereka sendiri”.
Lebih lanjut, perdana menteri akan mengecam konflik Rusia dengan Ukraina sebagai “contoh terbaru dari rezim otoriter yang berusaha menantang status quo melalui ancaman dan kekerasan.”
Tiga lokasi dilaporkan telah dipilih untuk pangkalan kapal selam nuklir: dua di New South Wales dan satu di Brisbane, Queensland.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Australia Peter Dutton pada hari Ahad (6/3) mengklaim bahwa kapal selam terbarunya memiliki tenaga nuklir “jauh lebih cepat” dari yang diperkirakan.
Sebagai bagian dari perjanjian AUKUS dengan AS dan Inggris, Australia pada awalnya seharusnya menerima kapal selam pada tahun 2040.
Menolak untuk mengesampingkan Australia yang berpotensi mempersenjatai Taiwan dalam konflik melawan China, Dutton mengatakan bahwa prioritas negara saat ini adalah untuk “mencegah tindakan agresi apa pun , baik itu dari China atau dari Rusia atau siapa pun.”
(Resa/RT)