ISLAMTODAY ID – Menlu Retno Marsudi dan Deputi Menlu Qatar Lolwah Al Khater bersama-sama mengadakan pembicaraan dengan penjabat Menlu Taliban Amir Khan Muttaqi di Doha dengan agenda mendesak Taliban untuk mengizinkan pendidikan perempuan.
Dua menteri wanita dari negara-negara Muslim, telah mengajukan tuntutan internasional agar gadis-gadis Afghanistan diizinkan kembali ke sekolah.
Pertemuan tersebut diadakan pada hari Senin (28/3) di tengah meningkatnya kekhawatiran atas hak-hak di negara itu, terutama bagi perempuan.
Selain itu, badan-badan bantuan memperingatkan krisis pangan dan kesehatan yang berkembang di negara berpenduduk 37 juta orang itu.
Pemerintah asing telah memperingatkan bahwa tindakan Taliban dapat menyebabkan reaksi balik pada konferensi penggalangan dana untuk Afghanistan pada hari Kamis.
Marsudi dan Al Khater adalah perwakilan asing pertama yang bertemu dengan pemimpin Taliban.
Dalam sebuah komentar Twitter, Marsudi mengatakan bahwa dia dan Al Khater “membahas masalah kemanusiaan dan pendidikan untuk semua di Afghanistan” dengan Muttaqi.
“Gadis-gadis dalam pendidikan, serta hak-hak perempuan, dibahas dalam pertemuan itu,” tambah seorang sumber pada diskusi hari Senin (28/3), seperti dilansir dari TRTWorld, Selasa (29/3).
Sementara itu, Amerika Serikat membatalkan pembicaraan yang direncanakan dengan Muttaqi di Doha pada akhir pekan sebagai protes atas aksi sekolah.
Larangan Tak Bertahan Lama
Utusan khusus AS untuk Afghanistan, Thomas West, mengatakan pada pertemuan para pemimpin kebijakan di Doha pada akhir pekan bahwa ia mengharapkan larangan sekolah segera dibatalkan.
Penampilan Muttaqi yang direncanakan di Forum Doha dibatalkan meskipun ia akhirnya tiba di Qatar, di mana Taliban memiliki kantor perwakilan.
Larangan pendidikan bagi anak perempuan telah dikecam secara luas setelah Taliban, yang merebut kembali Kabul pada Agustus, memberikan komitmen bahwa anak perempuan akan diizinkan untuk belajar.
Dan sekarang ada kekhawatiran bahwa tindakan itu dapat merusak seruan PBB untuk mengumpulkan $4,4 miliar untuk menutupi kebutuhan makanan dan kesehatan Afghanistan tahun ini.
Jerman dan Inggris menyelenggarakan konferensi penggalangan dana pada hari Kamis.
Jerman memberikan USD 659 juta bantuan ke Afghanistan tahun lalu, tetapi duta besarnya yang ditunjuk untuk negara itu, Markus Potzel, mengatakan: “Sangat sulit untuk meyakinkan politisi kami, publik kami, media kami untuk memberikan uang publik ke negara di mana mereka merampas hak perempuan dari pendidikan.”
Peraih Nobel Perdamaian Malala Yousafzai mengatakan Taliban “menyalahgunakan nama Islam” dengan menghentikan anak perempuan dari belajar.
Tapi dia memperkirakan larangan itu tidak akan bertahan lama karena wanita Afghanistan merasa “diberdayakan”.
(Resa/TRTWorld)