ISLAMTODAY ID- Perang Rusia-Ukraina memicu pertumbuhan pengeluaran militer global.
Menurut laporan Allied Market Research menyatakan bahwa pasar global untuk rudal dan bom nuklir dapat melampaui USD126 miliar dalam waktu sepuluh tahun, naik hampir 73 persen dari level tahun 2020.
Meski saat ini Amerika Utara mendominasi lebih dari setengah pasar global, namun Allied Market Research memprediksi adanya pertumbuhan tercepat dari China, India, dan Pakistan.
“Pasar bom nuklir dan rudal global bernilai USD 72,64 miliar pada tahun 2020, dan diproyeksikan mencapai USD 126,34 miliar (Rp 1,8 T) pada tahun 2030, tumbuh pada CAGR sebesar 5,4 persen dari tahun 2021 hingga 2030,” ungkap laporan itu pada hari Senin (4/4), seperti dilansir dari TRTWorld, Selasa (5/4).
Peningkatan konflik geopolitik dan anggaran militer yang lebih besar kemungkinan akan mendorong angka tersebut, ungkap laporan itu.
Presiden AS Joe Biden pekan lalu meminta rekor anggaran pertahanan nasional masa damai, yang akan memprioritaskan modernisasi “triad” nuklirnya dari kapal selam rudal balistik, pesawat pengebom, dan rudal darat.
Laporan tersebut memperkirakan bahwa permintaan hulu ledak nuklir kecil, yang dapat dengan mudah digunakan melalui pesawat dan rudal berbasis darat, akan mendorong pertumbuhan yang lebih cepat di segmen ini, meskipun rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam (SLBM) menyumbang seperempat dari pasar pada tahun 2020.
“Namun, perjanjian dan konsorsium internasional mencegah uji coba nuklir,” ujar perusahaan itu dalam ringkasan laporan.
“Ini menghambat pertumbuhan pasar.”
Bagian Terbesar
Diperkirakan bahwa meningkatnya pengaruh perjanjian proliferasi non-nuklir dan upaya nasional akan meningkatkan jumlah hulu ledak yang disimpan atau menunggu pembongkaran.
Bagaimanapun, senjata aktif menyumbang “bagian terbesar” – lebih dari dua pertiga – pasar pada tahun 2020.
Hal ini karena investasi dalam persenjataan nuklir dan pembelian hulu ledak baru.
Inggris, Cina, Prancis, Rusia, dan Amerika Serikat pada awal tahun mengeluarkan pernyataan bersama yang mengatakan tidak akan ada pemenang dalam perang nuklir dan itu harus dihindari.
(Resa/TRTWorld)