ISLAMTODAY ID-Juru bicara Kementerian Luar Negeri China telah menyarankan negara-negara non-NATO untuk “berhati-hati ketika mengembangkan hubungan dengan NATO.”
Sebelumnya, Beijing telah menyebut NATO sebagai “produk Perang Dingin.”
“NATO adalah produk Perang Dingin dan seharusnya sudah menjadi sejarah sejak lama,” ungkap Zhao Lijian, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Kamis (7/4), seperti dilansir dari TRTWorld, Kamis (7/4).
Zhao menanggapi pertanyaan yang “mempertimbangkan” Finlandia untuk bergabung dengan NATO di tengah serangan Rusia di Ukraina yang dimulai pada 24 Februari.
“Kami menyarankan negara-negara terkait untuk berhati-hati ketika mengembangkan hubungan dengan NATO,” ujar Zhao, menurut harian China Global Times.
Beijing telah mendorong kembali ekspansi NATO.
Mengenai tuduhan bahwa peretas yang didukung China menyerang catu daya India, Zhao mengatakan: “Dalam penyelidikan insiden dunia maya harus ada bukti lengkap, dan koneksi ke pemerintah mana pun tidak boleh dibuat sembarangan.”
“Kami telah berulang kali menegaskan bahwa China dengan tegas menentang dan menindak segala bentuk peretasan sesuai dengan hukum, dan tidak akan mendorong, mendukung, atau memaafkan peretasan,” UJAR juru bicara itu.
Dia menuduh AS sebagai “sumber serangan siber terbesar di dunia.”
(Resa/TRTWorld)