ISLAMTODAY ID- Pengadilan memutuskan bahwa pemblokiran pemungutan suara untuk menggulingkan Perdana Menteri Imran Khan adalah inkonstitusional dan memerintahkan pemulihan majelis rendah parlemen yang dibubarkan.
Keputusan itu diambil setelah empat hari sidang oleh Mahkamah Agung atas krisis politik besar.
Khan sekarang akan menghadapi mosi tidak percaya oleh anggota parlemen, suara yang dia coba hindari. Majelis kemungkinan akan bersidang untuk memberikan suara pada hari Sabtu (9/4).
Setelah pengadilan mengumumkan keputusannya, Khan mengatakan dia akan terus berjuang saat dia menghadapi pemungutan suara untuk menggulingkannya, dan berpidato di depan negara pada hari Jumat (8/4).
“Saya selalu & akan terus berjuang untuk Pak sampai bola terakhir,” ungkapmya di Twitter,seperti dilansir dari TRTWorld, Jumat (8/4).
Khan seraya menambahkan bahwa dia telah mengadakan rapat kabinetnya pada hari Jumat (8/4).
Sementara itu, pemimpin oposisi Pakistan Shehbaz Sharif pada hari Kamis (7/4) mengatakan sekutunya telah mencalonkannya sebagai perdana menteri berikutnya jika mereka dapat memilih Khan pada hari Sabtu.
Kekacauan Politik
Wakil ketua majelis menolak untuk mengizinkan mosi tidak percaya terhadap Khan pada akhir pekan.
Langkah itu memungkinkan Khan untuk mendapatkan kursi kepresidenan untuk membubarkan parlemen dan memerintahkan pemilihan, yang harus diadakan dalam waktu 90 hari.
Seandainya pemungutan suara dilakukan, Khan dipastikan telah dicopot dari jabatannya.
Pakistan telah didera krisis politik selama 75 tahun keberadaannya, dan tidak ada perdana menteri yang pernah menjalani masa jabatan penuh.
Khan mengatakan kekuatan Barat ingin dia disingkirkan karena dia tidak akan mendukung mereka melawan Rusia dan China, dan masalah ini pasti akan memicu pemilihan yang akan datang.
Washington telah membantah adanya campur tangan.
Pengadilan tinggi Pakistan atau militernya yang kuat telah secara konsisten turun tangan setiap kali kekacauan melanda pemerintah yang terpilih secara demokratis di Pakistan.
Militer tetap diam atas krisis terakhir meskipun panglima militer Jenderal Qamar Javed Bajwa mengatakan pada pertemuan puncak keamanan di Islamabad akhir pekan lalu bahwa Pakistan menginginkan hubungan baik dengan China, investor utama, dan juga dengan Amerika Serikat, pasar ekspor terbesar negara itu.
Kekacauan politik terbaru telah meluas ke provinsi terbesar di negara itu Punjab, di mana 60 persen dari 220 juta orang Pakistan tinggal dan di mana sekutu Khan untuk kepala menteri provinsi ditolak jabatannya pada hari Rabu (6/4), setelah oposisi politiknya memilih kandidat mereka sendiri.
(Resa/TRTWorld)