ISLAMTODAY ID-Artikel ini ditulis oleh Dave DeCamp melalui AntiWar.com,dengan judul Moscow Warns US In Diplomatic Letter: Arming Ukraine To Result In “Unpredictable Consequences”.
Rusia mengirim catatan diplomatik resmi ke AS minggu ini yang menyerukan Washington dan NATO untuk berhenti mempersenjatai Ukraina.
Catatan tersebut yang diperoleh The Washington Post, mengatakan kampanye Barat untuk menuangkan senjata ke Ukraina adalah “menambah bahan bakar” ke konflik dan dapat menyebabkan “konsekuensi yang tidak dapat diprediksi”.
Nota diplomatik itu dikirim Selasa (12/4), ketika tersiar kabar tentang paket bantuan militer AS besar-besaran baru untuk Ukraina.
Presiden Biden mengumumkan bantuan baru pada hari Rabu (13/4) yang bernilai USD800 juta dan termasuk howitzer untuk pertama kalinya.
Paket tersebut juga mencakup helikopter, drone Switchblade bersenjata, drone pertahanan pantai, kendaraan lapis baja, sistem radar, dan ribuan rudal Stinger dan Javelin.
Catatan Rusia dikirim ke Departemen Luar Negeri oleh Kedutaan Besar Rusia di Washington.
Dikatakan AS dan sekutu NATO-nya mengabaikan “prinsip-prinsip ketat” pada transfer senjata ke zona konflik.
Lebih lanjut, mereka mengatakan kekuatan Barat tidak menyadari “ancaman senjata presisi tinggi jatuh ke tangan nasionalis radikal, ekstremis dan bandit. pasukan di Ukraina.”
Rusia menuduh NATO menekan Ukraina untuk “meninggalkan” pembicaraan damai dengan Moskow “untuk melanjutkan pertumpahan darah.”
AS dan sebagian besar sekutu NATO-nya telah menunjukkan sedikit minat dalam mendukung negosiasi antara pihak-pihak yang bertikai.
Kekuatan Barat mengisyaratkan bahwa mereka tidak ingin Kyiv membuat konsesi apa pun ke Moskow.
The Post melaporkan minggu lalu bahwa bagi beberapa anggota NATO “lebih baik bagi Ukraina untuk terus berjuang, dan mati, daripada mencapai perdamaian yang datang terlalu dini atau dengan biaya yang terlalu tinggi bagi Kyiv dan seluruh Eropa,” ungkap The Post, seperti dilansir dari ZeroHedge, Sabtu (16/4).
Protes resmi Rusia terhadap AS yang mempersenjatai Ukraina bisa menjadi pendahulu Rusia meluncurkan serangan udara pada pengiriman senjata di Ukraina.
Pada hari Rabu (13/4), Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov memperingatkan bahwa Moskow akan melihat kendaraan AS atau NATO yang mengangkut senjata di dalam Ukraina sebagai “target militer yang sah”.
Tidak jelas apakah ada kendaraan AS atau NATO yang benar-benar membawa senjata ke Ukraina sejak Rusia menginvasi.
Juru bicara Pentagon John Kirby mengatakan bahwa pasukan Ukraina membawa senjata ke Ukraina setelah AS membawanya ke Eropa Timur.
Sejauh ini, belum ada laporan tentang Rusia yang menargetkan pengiriman senjata saat mereka memasuki Ukraina, tetapi Moskow telah menyerang depot senjata.
Awal pekan ini, Rusia mengatakan telah menghancurkan sistem pertahanan rudal S-300 di Ukraina yang disediakan oleh negara Eropa.
Protes Rusia menyoroti bahaya kampanye pimpinan AS untuk menuangkan senjata ke Ukraina dan risiko memprovokasi Moskow.
Selain mempersenjatai Ukraina, AS juga memberi mereka intelijen untuk menyerang pasukan Rusia.
Jumlah dukungan yang besar menimbulkan pertanyaan tentang pada titik mana Rusia akan menganggap AS sebagai pihak yang berperang bersama dalam perang.
(Resa/ZeroHedge)