ISLAMTODAY ID-Presiden Xi Jinping mengatakan China tetap “berkomitmen untuk menghormati kedaulatan dan integritas teritorial semua negara” dan menjunjung tinggi “tidak mencampuri urusan dalam negeri”.
China mendukung pembicaraan untuk menyelesaikan perselisihan internasional, tetapi menentang penggunaan sanksi sepihak, kata Presiden Xi Jinping.
China “berkomitmen untuk menghormati…integritas teritorial semua negara”, kantor berita resmi Xinhua mengutip Xi mengatakan pada forum internasional di provinsi pulau selatan Hainan pada hari Kamis (21/4).
Dia juga menekankan bahwa China menjunjung tinggi non-intervensi dalam urusan internal negara-negara, dan menghormati “pilihan independen jalur pembangunan dan sistem sosial yang dibuat oleh orang-orang di berbagai negara”.
“Kami tetap berkomitmen untuk secara damai menyelesaikan perbedaan dan perselisihan antar negara melalui dialog dan konsultasi, mendukung semua upaya yang kondusif untuk penyelesaian krisis secara damai, menolak standar ganda, dan menentang penggunaan sanksi sepihak dan yurisdiksi lengan panjang yang sewenang-wenang,” ujar Xinhua mengutip Xi seperti dilansir dari TRTWorld, Kamis (21/4).
Xi tidak secara langsung menyebutkan tindakan hukuman Barat terhadap Rusia atas kampanye militernya di Ukraina.
Pidato yang disiarkan televisi menandai upaya terbaru China untuk menggambarkan pendekatan terhadap serangan Rusia di Ukraina.
China telah berulang kali mengkritik sanksi Barat, termasuk sanksi terhadap Rusia, tetapi juga berhati-hati untuk tidak memberikan bantuan kepada Moskow yang dapat menyebabkan sanksi dikenakan pada Beijing.
Prinsip Ketidakterpisahan
Saat menyampaikan pidatonya di pertemuan tahunan Forum Boao untuk Asia, Xi memperingatkan bahwa “pemisahan” ekonomi dan taktik tekanan seperti memutuskan rantai pasokan tidak akan berhasil.
“China ingin mengajukan inisiatif keamanan global” yang menjunjung tinggi “prinsip keamanan yang tidak dapat dibagi-bagi,” ungkap Xi.
“Kita harus menjunjung tinggi prinsip keamanan yang tidak dapat dibagi-bagi, membangun arsitektur keamanan yang seimbang, efektif dan berkelanjutan, dan menentang pembangunan keamanan nasional atas dasar ketidakamanan di negara lain.”
Rusia bersikeras bahwa pemerintah Barat menghormati perjanjian 1999 berdasarkan prinsip “keamanan tak terpisahkan” bahwa tidak ada negara yang dapat memperkuat keamanannya sendiri dengan mengorbankan orang lain.
China dan Rusia semakin dekat, dan China telah menolak untuk mengutuk serangan Rusia di Ukraina, yang disebut Moskow sebagai “operasi militer khusus”.
China menyalahkan krisis Ukraina pada ekspansi NATO ke arah timur.
Xi mengatakan upaya diperlukan untuk menstabilkan rantai pasokan global, tetapi juga mengatakan ekonomi China tangguh dan tren jangka panjangnya tidak berubah.
Perekonomian China menghadapi tantangan dari dampak upaya agresifnya membendung penyebaran Covid-19, terutama di pusat ekonominya, Shanghai.
Xi tidak menyebut krisis Covid-19 di China selama pidatonya.
(Resa/TRTWolrd)