ISLAMTODAY ID-Musk menjanjikan aturan yang lunak terhadap kebijakan konten di platform media sosial Twitter.
Untuk diketahui, Elon Musk memiliki 83 juta pengikut di Twitter. Dia menggunakannya untuk mempromosikan minatnya, menyerang kritik dan pendapat tentang berbagai masalah.
Elon Musk telah mencapai kesepakatan untuk membeli Twitter Inc senilai USD 44 miliar atau Rp 633 T dalam transaksi yang akan mengalihkan kendali platform media sosial Twitter.
Twitter mengkonfirmasi berita tersebut pada hari Senin (25/4) setelah diskusi dipercepat selama akhir pekan ketika Musk merayu pemegang saham dengan rincian pembiayaan dari penawarannya.
Di bawah tekanan, Twitter mulai bernegosiasi dengan Musk untuk membeli perusahaan dengan harga USD 54,20 per saham yang diusulkan.
“Kebebasan berbicara adalah landasan dari demokrasi yang berfungsi, dan Twitter adalah alun-alun kota digital di mana hal-hal penting bagi masa depan umat manusia diperdebatkan,” ujar Musk dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir dari TRTWorld, Selasa (26/4).
New York Stock Exchange (NYS) menangguhkan perdagangan saham Twitter di tengah laporan bahwa perusahaan hampir menerima tawaran pengambilalihan bos Tesla.
Sekitar 1850 GMT pada hari Senin, NYSE mengatakan perdagangan dihentikan di Twitter karena berita tertunda.
Saham telah naik 5,5 persen di sesi hari ini.
Trump Tak Akan Kembali di Twitter
Dalam beberapa minggu terakhir, Musk telah menyuarakan sejumlah perubahan yang diusulkan untuk perusahaan.
Beberapa perubahan tersebut mulai dari melonggarkan pembatasan kontennya — seperti aturan yang menangguhkan akun mantan presiden Donald Trump — hingga menghapus platform akun palsu dan otomatis dan beralih dari iklannya- model pendapatan berbasis.
Setelah kesepakatan diumumkan, NAACP merilis pernyataan yang mendesak Musk untuk tidak mengizinkan Trump, presiden ke-45, kembali ke platform.
Namun, Trump mengatakan bahwa dia tidak akan kembali ke platform media sosial setelah akuisisi Musk bahkan jika akunnya diaktifkan kembali.
“Saya tidak akan menggunakan Twitter, saya akan tetap menggunakan Truth,” ungkap Trump kepada Fox News.
Pernyataan tersebut merujuk pada perusahaan media sosial yang didirikan Trump setelah dilarang dari situs web berturut-turut selama kerusuhan 6 Januari di Capitol.
Untuk diketahui, selama pencalonan dan kepresidenannya, Trump menggunakan Twitter sebagai megafon yang kuat yang memungkinkannya berbicara kepada publik secara langsung.
Sering kali dia menggunakan bahasa yang menghasut dan memecah belah pada isu-isu hangat.
(Resa/TRTWorld)