ISLAMTODAY ID-Moskow memasukkan 213 anggota parlemen Tory dan 74 Partai Buruh sebagai pembalasan atas sanksi London.
Rusia pada hari Rabu (27/4) menjatuhkan sanksi terhadap 287 anggota Parlemen Inggris, sebagai pembalasan atas daftar hitam anggota parlemen Rusia bulan lalu oleh London.
Kementerian Luar Negeri di Moskow mengumumkan daftar lengkap anggota parlemen Konservatif dan Buruh yang dilarang dari Rusia, dengan mengatakan bahwa mereka adalah penyebar paling aktif “histeria Russophobia” di Inggris Raya.
Inggris memberi sanksi kepada 386 deputi Duma Negara Rusia pada 11 Maret, atas keputusan mereka untuk memberikan suara yang mendukung pengakuan Donetsk dan Lugansk sebagai negara merdeka.
Mengutip prinsip timbal balik, Moskow mengumumkan daftar hitam beberapa – meskipun tidak semua – anggota House of Commons.
Sebanyak 213 anggota parlemen dari partai Konservatif yang berkuasa dan 74 anggota parlemen dari oposisi Buruh “mengambil bagian paling aktif dalam pembentukan instrumen sanksi anti-Rusia di London, dan berkontribusi pada pencambukan tanpa dasar histeria Russophobic di Inggris”, ungkap Kementerian Luar Negeri Rusia.
House of Commons memiliki total 650 anggota parlemen.
“Retorika permusuhan dan tuduhan tidak masuk akal yang keluar dari mulut para anggota parlemen Inggris tidak hanya membenarkan tindakan bermusuhan London, yang bertujuan untuk menjelek-jelekkan negara kita dan mengisolasinya secara internasional, tetapi juga digunakan oleh para penentang dialog yang saling menghormati dengan Rusia untuk merusak fondasi kerja sama bilateral,” ujar kementerian mengatakan, seperti dilansir dari RT, Rabu (27/4).
Lebih lanjut, kementerian menambahkan bahwa pihaknya akan terus berupaya mengembangkan tindakan balasan, mengingat aktivitas London yang sedang berlangsung untuk memperluas sanksi anti-Rusia.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson diberi sanksi pada 16 April, dua hari setelah Rusia membalas terhadap anggota parlemen AS dan Kanada yang mengikuti contoh London.
Inggris telah berpacu di depan sekutunya dalam menyerukan isolasi internasional Rusia atas konflik di Ukraina.
Rusia menyerang negara tetangga itu pada akhir Februari, menyusul kegagalan Ukraina untuk mengimplementasikan persyaratan perjanjian Minsk, yang pertama kali ditandatangani pada 2014, dan pengakuan akhirnya Moskow atas republik Donbass di Donetsk dan Lugansk.
Protokol Minsk yang ditengahi Jerman dan Perancis dirancang untuk memberikan status khusus kepada daerah-daerah yang memisahkan diri di dalam negara Ukraina.
Kremlin sejak itu menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin AS.
Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim bahwa pihaknya berencana untuk merebut kembali kedua republik dengan paksa.
(Resa/RT)