ISLAMTODAY ID- Jubir Kremlin Dmitry Peskov mengatakan bahwa rusia tidak memiliki rencana mendeklarasikan perang melawan Ukraina sebagai bagian dari perayaan Hari Kemenangan 9 Mei.
Sebaliknya, intelijen Barat menunjukkan Rusia mungkin menandai peringatan itu dengan eskalasi kampanye militernya.
Fakta-fakta Kunci
Peskov mengatakan kepada wartawan bahwa “tidak ada kemungkinan” Presiden Rusia Vladimir Putin akan membuat deklarasi perang resmi pada 9 Mei, dengan mengatakan spekulasi luas tentangnya adalah “omong kosong,” menurut terjemahan Reuters.
Dirayakan setiap tahun dengan parade militer di Moskow, Hari Kemenangan memperingati kemenangan Uni Soviet tahun 1945 atas Nazi – lawan yang mungkin direbut Kremlin mengingat pembenaran invasi yang berulang dan salah arah sebagai cara untuk menyingkirkan Ukraina dari neo-Nazi.
Selain itu menhan Inggris memberikan pernyataan yang sama seperti AS.
“Putin “mungkin” akan menggunakan kesempatan Hari Kemenangan untuk menyatakan perang,” ungkap Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace kepada Radio LBC pekan lalu, seperti dilansir dari Forbes, Rabu (4/5).
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan Senin (2/5) ada bukti bahwa Rusia akan melakukan “semua yang mereka bisa untuk menggunakan” Hari Kemenangan sebagai cara untuk menyebarkan propaganda masa perang, dengan mengatakan bahwa deklarasi perang pada hari libur akan mewakili “ironi besar.”
Kremlin hanya menggambarkan invasinya ke Ukraina sejauh ini sebagai “operasi militer khusus” dan deklarasi perang akan memiliki satu tujuan utama: membuka jalan bagi mobilisasi massal penduduknya menuju upaya perang.
Sementara itu, Peskov mungkin secara langsung membantah spekulasi tentang deklarasi perang 9 Mei, tetapi Kremlin telah membantah pernyataan resminya terkait konflik sebelumnya.
Putin dan sekutunya berbohong tentang rencana mereka untuk Ukraina menjelang perang, termasuk ketika Duta Besar Rusia untuk AS Anatoly Antonov mengatakan “tidak ada invasi” yang direncanakan untuk Ukraina pada 20 Februari, hanya empat hari sebelum Rusia menginvasi tetangganya.
Lebih lanjut, jika Rusia mencoba untuk secara paksa mencaplok dua negara separatis pro-Kremlin di wilayah Donbas Ukraina.
Maka, intelijen AS menyarankan Rusia akan menggunakan “referensi palsu” untuk mencaplok apa yang disebut “Republik Rakyat” Donetsk dan Luhansk beberapa waktu bulan ini, Duta Besar AS untuk Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa Mike Carpenter mengatakan kepada wartawan Senin (2/5).
Sementara itu, Analis Senior Crisis Group untuk Rusia Oleg Ignatov mengatakan kepada CNN mngatakan bahwa mobilisasi nasional “akan mengubah seluruh narasi Kremlin dan langkah seperti itu kemungkinan tidak akan terlalu populer di kalangan orang Rusia.”
(Resa/Forbes)