ISLAMTODAY ID-Presiden AS mengatakan bahwa memasukkan Finlandia dan Swedia akan “membuat NATO lebih kuat”.
Presiden Joe Biden pada hari Kamis (19/5) memberikan “dukungan kuat” untuk mendaftar keanggotaan NATO di Finlandia dan Swedia.
Dia bersikeras bahwa perluasan aliansi yang berkelanjutan “bukan merupakan ancaman bagi negara mana pun,” sebuah poin yang dibantah Rusia.
Berbicara bersama Presiden Finlandia Sauli Niinisto dan Perdana Menteri Swedia Magdalena Andersson di Gedung Putih, Biden mengumumkan bahwa dia akan menyerahkan laporan kepada Kongres yang mendesak anggota parlemen untuk memberikan lampu hijau untuk memasukkan kedua negara Nordik ke dalam aliansi NATO.
Swedia dan Finlandia secara resmi meminta izin masuk ke blok militer pimpinan AS pada Rabu (18/5).
“Swedia dan Finlandia sudah menjadi salah satu mitra terdekat kami dalam berbagai masalah,” ujar Biden, seperti dilansir dari RT, Kamis (19/5).
“Hari ini saya dengan bangga meyakinkan mereka bahwa mereka mendapat dukungan penuh dan total dari Amerika Serikat”
Memuji pemerintah demokratis dan militer modern kedua negara, Biden mengatakan bahwa inklusi mereka akan “membuat NATO lebih kuat.”
Biden menambahkan bahwa “anggota baru yang bergabung dengan NATO bukanlah ancaman bagi negara mana pun,” dan bahwa “tujuan aliansi adalah untuk bertahan melawan agresi.”
“Kami menolak keyakinan berdarah yang mungkin membuat benar,” ungkapnya, mengatakan dalam kesimpulan bahwa “pintu NATO tetap terbuka” untuk calon anggota lainnya.
Rusia melihat hal-hal secara berbeda. Kremlin memandang ekspansi NATO ke Eropa Timur—yang awalnya dijanjikan oleh para pemimpin Barat kepada Moskow tidak akan pernah terjadi—sebagai ancaman terhadap keamanan nasionalnya.
Selain itu, desakan Ukraina untuk bergabung dengan aliansi, dan bantuan yang diterima Kiev dari NATO dalam beberapa tahun terakhir, telah dikutip oleh Rusia sebagai faktor kunci di balik keputusannya untuk menyerang Ukraina pada Februari.
Di Barat, para analis dan pejabat tinggi kebijakan telah memperingatkan selama beberapa dekade bahwa ekspansi NATO pada akhirnya akan mengarah pada perang di Eropa.
Di antaranya adalah George Kennan, seorang diplomat AS dan arsitek kebijakan anti-komunis garis keras Washington selama Perang Dingin.
Memperluas NATO, tulisnya pada tahun 1997, “akan menjadi kesalahan kebijakan Amerika yang paling menentukan di seluruh era pasca-perang dingin.”
Mengenai masuknya Swedia dan Finlandia ke dalam aliansi, Moskow menyebut langkah itu sebagai “kesalahan serius dengan konsekuensi jangka panjang.”
Namun, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menyatakan minggu ini bahwa Rusia memandang aspirasi NATO kedua negara kurang mengkhawatirkan dibandingkan dengan Ukraina, di mana potensi sengketa teritorial “akan membawa risiko besar bagi seluruh benua.”
(Resa/RT)