ISLAMTODAY ID-Duta Besar Rusia untuk Inggris Andrey Kevin pada hari Selasa (24/5) mengeklaim bahwa London terus mendorong Ukraina “ke jalur perang” dengan memberikan dukungan militer dan pengiriman senjata.
Dia juga menuduh Inggris berusaha mengisolasi diplomat untuk mencegah mereka menyampaikan posisi Moskow.
Dia menambahkan bahwa Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berbicara dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky “setiap hari,” dan tampaknya “tidak membiarkan dia untuk mematikan jalan ini.”
“London telah mendorong Kiev ke jalur perang dengan sekuat tenaga, ini penting, dan tidak membiarkannya berpaling, menyuarakan inisiatif baru. Ada laporan terus-menerus bahwa senjata baru akan dikirimkan,” ujar duta besar itu dalam sebuah wawancara dengan saluran TV Rossiya 24, seperti dilansir dari RT, Selasa (23/5).
Sementara itu, London berusaha untuk “mengisolasi” diplomat Rusia untuk mempersulit mereka untuk mengomunikasikan posisi Moskow, tambah Kevin, termasuk dalam kaitannya dengan konflik militer di Ukraina.
“Mengenai kedutaan, sampai saat ini tidak ada yang menjelaskan posisi kami tentang apa yang terjadi sekarang, karena pejabat London berusaha mengisolasi pekerjaan diplomatik kami dari seluruh dunia dengan mempersulit kontak. Hubungan parlementer juga telah berhenti. Sulit, saya dapat memberi tahu Anda, tetapi kami sedang bekerja, ”ungkapnya.
Duta Besar juga mengeklaim bahwa lanskap media di Inggris telah “sepenuhnya dibersihkan” dari keragaman, dan sekarang tidak mungkin untuk menemukan “artikel alternatif” setelah pengenaan sanksi pada media seperti RT dan Sputnik.
Sejak awal serangan militer Rusia di Ukraina, Inggris telah menjadi salah satu pengkritik paling keras Moskow dan salah satu pendukung utama Kiev.
London juga merupakan salah satu pemasok senjata utama bagi Ukraina, yang telah memberikan bantuan lebih dari USD3 miliar, sebagian besar datang dalam bentuk senjata dan perangkat keras militer lainnya.
Rusia menyerang negara tetangganya pada akhir Februari, menyusul kegagalan Ukraina untuk mengimplementasikan ketentuan perjanjian Minsk, yang pertama kali ditandatangani pada 2014, dan pengakuan akhirnya Moskow atas republik Donbass di Donetsk dan Lugansk.
Protokol yang ditengahi oleh Jerman dan Prancis dirancang untuk memberikan status khusus kepada daerah-daerah yang memisahkan diri di dalam negara Ukraina.
Kremlin sejak itu menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin AS.
Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim bahwa pihaknya berencana untuk merebut kembali kedua republik dengan paksa.
(Resa/RT)